"7-7-7", BERLARI DEMI ALAM YANG LESTARI
Oleh: Natalia Trita Agnika
Gerakan Earth Hour saat ini sudah menjadi milik publik. Mulai dari individu, komunitas, hingga korporasi turut berkomitmen mendukung Earth Hour. Salah satunya adalah IndoRunners, sebuah komunitas penyebar 'virus' lari di Indonesia. Tahun ini IndoRunners akan menunjukkan aksinya dengan berlari demi kelestarian alam. Tak sekadar berlari di suasana malam Switch-Off, mereka juga mengajak masyarakat peduli dan berdonasi untuk lingkungan hidup.
Aksi mereka bertajuk “7-7-7: 7 Regions, 7 K, 7 Causes”. Tiga angka 7 memiliki arti bahwa setiap pelari IndoRunners akan memacu langkah sejauh 7 kilometer untuk mengangkat 7 isu lingkungan hidup di setidaknya 7 wilayah pada perayaan ke-7 Earth Hour di Indonesia. Aksi nyata para pelari ini akan berlangsung di beberapa kota, di antaranya Jakarta, Aceh, Padang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Denpasar.
Aksi IndoRunners ini membutuhkan dukungan nyata dari masyarakat luas. Sejumlah proyek konservasi yang informasinya detailnya dapat diakses di tautan www.indokasih.com/charities/wwf akan diserukan oleh pelari-pelari IndoRunners. Hanya dengan mengakses “klik di sini untuk donasi” pada laman penggalangan dana, semua orang bisa ikut berdonasi. Berbagai pilihan pembayaran melalui ATM atau kartu kredit menjadikan donasi semakin mudah. Halaman penggalangan dana ini nantinya juga bisa disebarluaskan lewat media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Para penggiat komunitas Earth Hour di sejumlah kota di Indonesia memiliki program konservasi untuk kepentingan lingkungan hidup. Di Aceh, ekosistem hutan Mangrove di pesisir pantainya terancam punah akibat pengelolaan yang buruk sehingga mempercepat proses abrasi pantai. Dalam beberapa tahun ke depan, garis pantai bakal lebih cepat bergeser ke arah daratan di kawasan Aceh. Karena itulah penggiat Earth Hour kota ini mengadakan program “Save Mangrove #BirukanLaut” (www.indokasih.com/savemangrove.
Lain halnya dengan program yang diselenggarakan oleh Komunitas Earth Hour Padang. Mereka melakukan proyek untuk menekan eksploitasi penyu bertajuk “Selamatkan Penyu, Selamatkan Kehidupan” (www.indokasih.com/selamatkanpenyu) di Sumatera Barat. Jika eksploitasi penyu terus-menerus terjadi, dikhawatirkan 5-10 tahun mendatang kawasan pulau-pulau kecil di Sumatera Barat tak akan disinggahi lagi oleh penyu. Hal tersebut sudah tentu akan mengganggu ekosistem di sana.
Sedangkan penggiat Earth Hour Yogyakarta melakukan kerja sama lewat program #konservAKSI 2015 bekerja sama dengan reiSPIRASI dan Pemuda Pantai Samas. Mereka berencana menginisiasi pengadaan tempat pengelolaan sampah, lengkap dengan gerobak sampah yang akan digunakan untuk mengumpulkan sampah dari Pantai Samas. Proyek dengan nama “Beri Ruang untuk Penyu Lekang” (www.indokasih.com/penyulekang) ini bertujuan agar penyu-penyu yang menepi di Pantai Samas dapat berkembang biak dan kelangsungan hidupnya terjaga tanpa gangguan sampah. Saat ini, sampah terutama sampah plastik, telah menjadi musuh bebuyutan penyu. Kantong plastik atau tas kresek yang hanyut di laut atau di pantai sering kali dikira ubur-ubur yang merupakan makanan favorit penyu. Jika termakan, plastik yang tidak dapat terurai dapat menutup saluran pencernaan dan meracuni tubuh penyu.
Komunitas penggiat Earth Hour Surabaya mengadakan program bertajuk “Hijaukan Hutan Mangrove di Pesisir Surabaya” (www.indokasih.com/hutanmangrove) untuk menghijaukan kawasan Mangrove di pesisir Surabaya. Upaya pelestarian Mangrove tersebut dilakukan karena pembangunan yang mengarah ke pesisir dan pembuangan limbah industri mengalir ke kawasan hutan Mangrove.
Satu lagi program penyelamatan Mangrove adalah #Satria&Mangrove (www.indokasih.com/satriamangrove) yang dilakukan oleh Komunitas Earth Hour Balikpapan. Kegiatan ini berbentuk penggalangan dana yang dilakukan dengan sistem adopsi pohon Mangrove. Mereka yang mengadopsi Mangrove tak hanya berdonasi tetapi juga bertanggung jawab terhadap perkembangan Mangrove yang telah mereka adopsi .
Denpasar adalah kota yang memiliki dua kegiatan, yaitu Program “Adopsi Koral #BirukanLaut” (www.indokasih.com/adopsikoral) dan “Mangrove for Love” (www.indokasih.com/mangroveforlove). Lewat program adopsi koral, masyarakat diajak untuk berkebun di bawah laut dan menjadi adopter tanpa harus bersusah-payah karena sudah ada tim yang bertugas merawat koral yang telah diadopsi. Sedangkan “Mangrove for Love” dilakukan melalui kegiatan pembibitan, perawatan, pembersihan dari sampah plastik, edukasi, dan mencari manfaat ekonomi dari hutan Mangrove tanpa mengurangi wilayahnya.
Itulah ketujuh proyek yang diangkat dan didukung oleh Komunitas Earth Hour dan IndoRunners pada gelaran Switch-Off Earth Hour 2015 mendatang. Dalam kerangka kegiatan “7-7-7: 7 Regions, 7 K, 7 Causes”, masyarakat dapat ikut beraksi nyata dengan berkontribusi melalui www.indokasih.com/charities/wwf.
IndoRunners berlari demi alam Indonesia, Anda pun bisa menunjukkan kontribusi bagi alam Indonesia. Ini Aksiku! Mana Aksimu?