#XPDCMBD: KETIKA BUAYA HENDAK GAGALKAN PENYELAMAN PERTAMA
Penulis: Indra Cahya Wardhana (IPB) & Noverica Widjojo (WWF-Indonesia)
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 1,5 hari dengan kapal Seven Seas, hari ini (3/11) sekitar pukul 08.00 WIT, kami pun tiba di perairan antara Pulau Wetar dan Pulau Liran. Setelah menikmati kelezatan makan pagi, para peserta dari masing-masing tim, langsung bergerak cepat mempersiapkan segala macam kebutuhan yang kiranya akan digunakan untuk kegiatan hari ini.
Namun, setelah Tim Darat berangkat menuju daratan dan Tim Laut tengah bersiap-siap, kami mendapatkan kabar mengejutkan dari kru kapal yang membuat Tim Laut agak ragu untuk melakukan penyelaman. Tak berapa lama setelah kapal buang sauh di salah satu perairan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste tersebut, Kapten Wahyu melalui radio menerima informasi dari staf Dinas Perhubungan (Dishub) Laut di daratan mengenai ditemukannya buaya air asin di sekitar perairan pagi itu. Beberapa kru Seven Seas juga ada yang sempat melihat satu ekor buaya yang berenang dekat kapal. Selaku Ketua Tim Laut, Estra mengutamakan aspek keselamatan dan memutuskan untuk tidak mengijinkan tim kami berangkat menyelam saat itu hingga kondisi di perairan dinyatakan aman oleh staf Dishub Laut di darat. Sama halnya dengan buaya muara, buaya air asin juga merupakan satwa berbahaya yang patut diwaspadai karena dikenal sebagai pemangsa manusia. Diperkirakan jenis buaya air asin yang hidup di perairan ini sama dengan jenis buaya air asin yang hidup di perairan Papua dan Australia Utara.
Setelah menunggu beberapa saat, Tim Laut akhirnya mendapatkan ‘lampu hijau’ untuk menyelam di tiga titik lokasi yang telah disepakati semalam sebelumnya. Namun tetap, faktor keselamatan adalah hal terpenting dalam ekspedisi ini. Jika di tengah-tengah penyelamanan ditemukan hal-hal bersifat bahaya – seperti buaya air asin – maka tanpa basa basi, Tim Laut harus segera meninggalkan apapun di bawah laut – termasuk transek – dan segera kembali ke kapal cepat, hingga keadaan dinyatakan aman untuk kembali menyelam.
Tim Laut yang terdiri dari Indra dan Begin (IPB); Ubun (WCS); Tiela (WWF-Indonesia); serta Jefri, instruktur selam dari Seven Seas, langsung naik ke atas kapal cepat dan berangkat ke titik pertama penyelamanan. Selama penyelamanan hari ini, tidak hentinya Tim Laut mengagumi keindahkan bawah laut di sekitar Pulau Wetar ini. Kami menemukan banyak sekali biota laut seperti Hiu Sirip Hitam, Hiu Sirip Putih, Penyu Sisik, ikan Trigger Kembang, hingga ikan Napoleon. Kondisi terumbu karangnya pun yang padat dan berwarna-warni cukup membuat kami tercengang.
Meski tim Laut sempat mengalami ketakutan akan adanya buaya air asin, proses penyelaman hari ini tidak hanya berjalan lancar dan aman, tetapi juga berhasil memenuhi target tujuan pengamatan di Pulau Wetar. Penampakan buaya asin di titik-titik penyelamanan Tim Laut pun (alhamdulillah) tidak terlihat.