WWF EDUKASI PELAJAR DI PERBATASAN KAWASAN TNBBS
Oleh: Putri Nidyaningsih
Warga Desa Pemerihan yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung biasanya dihebohkan dengan kedatangan gajah-gajah liar. Namun, kali ini yang datang dan membuat kehebohan adalah sebuah mobil berlogo Panda. Ya, pada 20 September 2014 lalu WWF-Indonesia bekerja sama dengan komunitas Penyala Lampung dan TNBBS mengedukasi murid-murid SDN 1 Pemerihan dengan cara yang menghibur.
Sejak pagi mobil tersebut parkir di pelataran sekolah. Tampak buku-buku dan berbagai peralatan dikeluarkan dari dalamnya. Sejumlah murid merasa penasaran. Tak sedikit dari mereka yang mengintip dari jendela kelas. Usai pelajaran, sekitar pukul 10.00 WIB, seluruh murid berkumpul di lapangan sekolah.
“Ayo, baris yang rapi,” ajak Kak Dwie. Anak-anak pun berbaris dengan tertib mengikuti perintah. “Kalau kakak bilang ‘Halo!’, adik-adik menjawab ‘Hai!’,” jelas Kak Virda. Dengan ceria murid-murid menyapa kakak-kakak yang mendampingi mereka.
Virda dan Dwie adalah dua dari sejumlah volunteer dari komunitas Penyala, sebuah gerakan perpustakaan Indonesia menyala di Lampung yang terlibat dalam kegiatan hari itu. WWF-Indonesia Program Lampung memprakarsai kegiatan yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, pesan konservasi, dan kegembiraan kepada murid-murid SDN 1 Pemerihan. Para guru ikut membantu dan mendampingi. Bahkan, Bapak Kepala Sekolah dan Bapak Wakil Kepala Sekolah pun tak mau ketinggalan menemani.
Kegiatan meliputi mewarnai, perpustakaan keliling, menonton film, dan aktivitas 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Para murid dibagi dalam beberapa kelas, antara lain Kelas Mewarnai, Kelas Membaca, Kelas Film, dan Kelas Bermain Sampah. Murid kelas bawah diajak untuk mewarnai dan menonton film, sedangkan murid kelas yang lebih tinggi diajak untuk membaca dan berkreasi dengan sampah.
Sekitar 30 murid kelas bawah dengan antusias mewarnai gambar satwa. Ada murid yang mewarnai sambil berdiri di tembok, ada juga yang mewarnai di lantai. Setelah selesai, mereka menunjukkan hasil karyanya. Seorang murid bernama Tri mewarnai gambar badak dengan warna yang unik. Telinganya berwarna biru dan ungu, culanya berwarna hijau dan hitan, sementara kaki-kakinya berwarna kuning. Walau tidak seperti warna asli satwanya, kakak-kakak volunteer sangat mengapresiasi imajinasi, keberanian, dan kepercayaan diri Tri.
Sementara itu, murid-murid dari kelas yang lebih tinggi berkreasi dalam Kelas Bermain Sampah. Mereka mengubah sampah plastik menjadi beragam barang. Dari gelas plastik air kemasan, murid-murid diajarkan membuat bunga. Miyati, seorang staf WWF-Indonesia, menjadi fasilitator di kelas tersebut. Murid-murid yang dibagi menjadi beberapa kelompok tampak bersemangat mengikuti arahannya. Seorang guru pendamping pun ikut belajar membuat bunga plastik.
“Ternyata sampah dapat dimanfaatkan kembali. Belum pernah kami membuat prakarya seperti ini. Ini ilmu baru untuk saya,” ujar Nurhaida, guru SDN 1 Pemerihan yang mendampingi Kelas Bermain Sampah. Dalam sesi tersebut, kelompok yang paling cepat kerjanya dan paling rapi hasil karyanya mendapat hadiah dari WWF-Indonesia.
Kegiatan edukasi hari itu diselenggarakan dalam rangka peringatan World Rhino Day dan mendapat apresiasi positif dari pihak sekolah . “Kami sangat senang dan menyambut baik kegiatan seperti ini karena menambah wawasan anak-anak didik kami. Semoga kegiatan ini dapat terus dijalankan dan berkelanjutan,” ujar Sudirman, Kelapa Sekolah SDN 1 Pemerihan.