WWF DUKUNG PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERTANGGUNG JAWAB DI MANGGARAI BARAT
Jakarta – Pariwisata Indonesia, termasuk wisata bahari sedang berkembang pesat dan menjadi destinasi utama wisatawan domestik maupun mancanegara. Bagai dua sisi mata uang, ini merupakan peluang ekonomi sekaligus tantangan ekologis. Pariwisata yang Bertanggung Jawab (Responsible Tourism) adalah pendekatan pengelolaan pariwisata untuk meminimalisir dampak lingkungan dari kegiatan di sektor ini untuk bisa menjaga kelestarian sumber daya alam.
Dalam mendorong penerapan responsible tourism, WWF-Indonesia memberikan bantuan berupa alat pengolah sampah rumah tangga kepada Unit Bisnis Kelola Sampah – Koperasi Serba Usaha Komodo sebagai perwujudan dari donasi Supporter lembaga tersebut. Penyerahan bantuan berupa motor pengangkut, mesin pencacah, mesin press sampah, dan mesin jahit plastik ini dilakukan oleh CEO WWF-Indonesia Dr. Efransjah yang diterima oleh Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dulla – dan kemudian diserahkan kepada Ketua Unit Bisnis Kelola Sampah, Adrianus Daru pada saat acara “Peresmian Koperasi Sampah Komodo” yang berlangsung di Desa Batu Cermin, Labuan Bajo, Selasa lalu (7/4).
“Taman Nasional Komodo merupakan salah satu destinasi pariwisata yang dikenal di dunia. Salah satu akibatnya adalah meningkatnya jejak ekologis, dalam hal ini sampah, yang sebagian besar berjenis plastik yang memiliki potensi dampak terhadap kelestarian lingkungan di kawasan Taman Nasional Komodo dan kualitas hidup masyarakat secara luas. WWF juga mendukung inisiatif Unit Bisnis Kelola Sampah ini sebagai sebuah ‘learning center’ agar para anggota komunitas dapat saling belajar untuk mengurangi sampah, mengambil nilai ekonomisnya, mendaur ulang sampah hingga nilainya menjadi lebih baik, serta mengajak pihak lain ikut serta dalam proses ini,” ungkap Dr. Efransjah.
Peralatan pengolah sampah yang disalurkan ini bertujuan untuk menciptakan daya tarik wisata melalui produk kreatif bernilai ekonomis yang dihasilkan dari daur ulang sampah. Volume sampah yang meningkat karena aktivitas pariwisata di wilayah tersebut dapat membawa dampak pencemaran air bersih dan laut. Tidak hanya mencemari lingkungan, sampah rumah tangga yang tidak tertangani akan menurunkan daya tarik wisata alam yang menjadi salah satu tumpuan aktivitas perekonomian masyarakat. Data Kementerian Pariwisata menunjukkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur meningkat sebesar 9,42% pada tahun 2013 (45.776 wisman) dibanding tahun 2011 (41.833 wisman).
“Pengelolaan sampah memiliki banyak tantangan dan membutuhkan dukungan banyak pihak. Labuan Bajo adalah wilayah populer di mata dunia, karenanya memerlukan perhatian khusus dalam penataan wilayahnya. Saya mengapresiasi WWF-Indonesia yang memberikan perhatian pada aspek jejak ekologis, khususnya dengan langkah mengajak masyarakat Manggarai Barat untuk peduli terhadap pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang lebih baik agar sektor pariwisata lebih terjaga dan tetap menjadi perhatian dunia. Unit Bisnis Kelola Sampah juga menjadi solusi bagi keterbatasan tempat pembuangan sampah akhir yang tidak cukup tersedia di Manggarai Barat,” ujar Agustinus Ch Dulla.
Aktivitas pariwisata yang tidak dikelola secara bertanggung jawab dapat menimbulkan dampak penurunan kualitas lingkungan. WWF-Indonesia mendorong industri pariwisata untuk mulai mengadopsi praktik pariwisata yang bertanggung jawab. Selain kegiatan yang berlangsung kemarin, WWF-Indonesia menginisiasiTourism Energy Efficiency Investment Program (TEEIP), yang mengajak industri perhotelan di Provinsi Bali untuk berpartisipasi dalam upaya penghematan energi dalam menjalankan usahanya. Program yang berlangsung selama 2 tahun ini, dilaksanakan dengan melibatkan bersama beberapa mitra kerja yaitu Kementerian Pariwisata; Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN); dan kalangan industri perhotelan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Nenden N. Fathiastuti, Public Relations Manager, WWF-Indonesia
Email: nfathiastuti@wwf.or.id, Hp: +62 811 1909 148
Noverica Widjojo, Media Relations Officer, WWF-Indonesia
Email: nwidjojo@wwf.or.id, Hp: +62 812 1958 1985
Catatan untuk Editor:
- Foto-foto resolusi tinggi seremonial penyerahan bantuan berupa alat pengolah sampah rumah tangga kepada Unit Bisnis Kelola Sampah – Koperasi Serba Usaha Komodo dapat diakses melalui tautan http://bit.ly/1FlMick, dan digunakan dengan mencantumkan copyright © WWF-Indonesia.
- Unit Bisnis Kelola Sampah Komodo merupakan bagian dari Koperasi Serba Usaha yang dibentuk pada bulan November 2014 oleh 11 perwakilan masyarakat di Labuan Bajo. Unit sampah ini bergerak di bidang pembelian dan penjualan, daur ulang, dan pendidikan pengelolaan sampah rumah tangga kepada masyarakat.
- Tourism Energy Efficiency Investment Programme (TEEIP) merupakan program yang diinisiasi oleh WWF-Indonesia dengan dukungan kolaborasi pendanaan dari Renewable Energy and Energy Efficiency Program (REEEP) dan Coral Triangle Global Initiative (CTGI). Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan pembangunan pariwisata berkelanjutan rendah karbon yang berwawasan lingkungan, menerapkan efisiensi energi dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Informasi lengkap terkait program TEEIP dapat diakses melalui tautan http://bit.ly/wwfidteeip2015.