TAWARKAN BIOMASS KE FINLANDIA
JAKARTA - Pemerintah menawarkan sejumlah investasi ke Finlandia. Dari sekian banyak investasi tersebut, yang paling diutamakan adalah investasi pada bidang energi terbarukan, seperti biomass dan geothermal. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, dalam pembicaraan yang sudah dilakukan, lebih banyak membicarakan masalah energi, terutama energi terbarukan. Sekarang ini, proyek yang sudah digarap investor dari Finlandia ada di Provinsi Riau dan Kalimantan. Tapi, investasi tersebut dalam bentuk manajemen hutan. ""Kemudian kita mencoba masuk ke biomass,"" kata Hatta usai melalaikan pertemuan dengan Perdana Menteri Finlandia Mam Vanhanen di Jakarta kemarin (27/4).
Diakui Hatta, investasi Finlandia di Indonesia masih kecil. Hal ini disebabkan kunjungan pengusaha negara skandinavia tersebut masih kurang. ""Ini kita perlu promosi. Yang ditawarkan energi terbarukan. Itu yang kita fokuskan. Kita punya geothermal, hutan, dan kemungkinan mengembangkan biomass dengan teknologi mereka. Kita minta sama-sama mengembangkan itu. Batu bara bisa di mix (gabung, Red) dengan biomass. Sehingga tidak hanya dibakar saja batu baranya. Paling tidak bisa mengurangi emisi karbon,"" papar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Meskipun tertarik melakukan investasi, lanjut Hatta, dalam pertemuan kali ini belum dibicarakan nilai dan insentif yang diberikan. Akan ada pembicaraan lebih lanjut antara pengusaha. Nanti, pengusaha yang akan melakukan gerilya. ""Belum ada permintaan khusus untuk itu. Dengan datangnya perdana menteri membawa pengusaha menunjukkan mereka berminat serius. Kalau tidak pengusaha tidak ke situ. Pada waktu sama Presiden belum ada permintaan khusus itu,"" katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan menambahkan, belum ada investasi yang konkret antara Indonesia dan Finlandia. Tapi, kedua belah pihak sudah sama-sama tertarik melakukan kerja sama, akan ditelusuri lebih lanjut. ""Mereka sangat berminat menelaah lebih lanjut. Kemungkinan peluang-peluang di biomass. Seperti kata Pak Hatta. Merekasudah investasi di bidang migas dan tapi mereka mau lihat di luar migas juga sakarang,"" katanya.
Tahun lalu, katanya, nilai invetasi Finlandia di Indonesia hanya puluhan juta USD. ""Kalau investasi di bidang telekomunikasi tidak kita bicarakan,"" kata Gita.
Menurut Gita, Finlandia tertarik untuk terlibat dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga angin dan biomass atau material biologis yang bisa diubah menjadi sumber energi atau material industri. Selain itu. Finlandia tertarik memberikan bantuandalam proses rehabilitasi kawasan hutan Indonesia.
Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhannen mengaku, investasi yang akan dilakukan tergantung kepada setiap perusahaan. Investasi yang menarik dilakukan soal telekomunikasi. Tapi ada juga mengenai realisasi perubahan iklim, energi terbarukan, listrik, dan biomass. ""Spesialnya di sektor energi,"" kata Matti.
Menurutnya, Indonesia sangat representatif untuk melakukan investasi. Hanya, ada sejumlah masalah antara lain administrasi, (edi)