TANGGAPAN WWF ATAS APRIL SFMP 2.0
Jakarta – WWF menyambut moratorium pembukaan baru hutan alam dan lahan gambut yang langsung berlaku efektif hari ini sebagai bagian dari penyempurnaan Sustainable Forestry Management Policy (SFMP 2.0), sebagaimana diumumkan hari ini oleh perusahaan konglomerat pulp and paper Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL).
“Penguatan SFMP APRIL yang diumumkan hari ini merupakan respon terhadap tuntutan untuk menghentikan deforestasi yang disuarakan kelompok masyarakat sipil sejak lama. WWF berharap APRIL dapat mengimplementasikan komitmen ini secara menyeluruh guna mewujudkan potensi pengelolaan hutan produksi yang memberi dampak positif bagi lingkungan hidup dan sosial,” kata Dr.Efransjah, CEO WWF Indonesia.
Meskipun optimis, WWF juga menanggapi dengan hati-hati komitmen APRIL dalam mengimplementasikannya secara penuh dan ketat atas kebijakan ini. WWF akan terus-menerus memantau kemajuan implementasi SFMP 2.0 bersama pemangku kepentingan lainnya seperti dengan koalisi LSM, Eyes on the Forest.
Melalui kebijakan baru ini, APRIL berkomitmen untuk tidak melakukan pengadaan atau perolehan lahan, ijin ataupun pemasok sumber kayu baru yang mempunyai riwayat pembukaan hutan atau lahan yang melanggar prinsip-prinsip pengelolaan hutan seperti termaktub dalam SFMP 2.0 Walau APRIL berkomitmen untuk tidak membuka atau mengeringkan lahan gambut yang masih berhutan, masih terdapat peluang pengembangan lahan gambut yang telah terdegradasi berdasarkan kajian dan rekomendasi dari pakar lahan gambut independen. Kebijakan baru ini juga telah memasukkan komitmen perlindungan atas wilayah yang memilki nilai karbon tinggi/High Carbon Stock (HCS) yang diidentifikasi mengacu kepada pendekatan HCS yang ditentukan oleh HCS Approach Steering Group.
Sebagai bagian dari Stakeholder Advisory Committee (SAC), WWF akan terus bekerja bersama dengan anggota lainnya yang terdiri dari para pakar dan kelompok masyarakat sipil, mendukung dan memberi masukan kepada APRIL untuk memenuhi komitmennya dan menjalani proses transisi untuk menjadi produsen yang lebih bertanggung jawab. WWF juga menghimbau APRIL untuk memperluas perwakilan kelompok masyarakat sipil di dalam keanggotaan SAC dan melakukan kajian independen terhadap kemajuan implementasi SFMP 2.0. WWF meminta APRIL agar selalu memberikan respon dan melakukan tindak lanjut atas semua rekomendasi dan masukan dari SAC serta pemangku kepentingan kunci lainnya secara jelas dan transparan.
“Komitmen baru ini terlihat lebih kuat dan merupakan langkah maju dalam transformasi perusahaan kearah produksi yang bertanggungjawab dan berkelanjutan, “kata. Aditya Bayunanda, Forest Commodity Market Transformation Leader, WWF Indonesia.
“WWF akan terus bekerja bersama organisasi masyarakat sipil lainnya untuk memantau dan menilai konsistensi APRIL terhadap komitmen baru ini,” tambah Bayunanda.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Aditya Bayunanda, Forest Commodity Market Transformation Leader, WWF-Indonesia
Email: abayunanda@wwf.or.id, Hp: +62-818-265-588
Nenden N. Fathiastuti, Public Relations Manager WWF-Indonesia
Email: nfathiastuti@wwf.or.id, Hp: +62 811 1909-148
Rod Taylor, Director WWF Global Forest Programme
Email: rtaylor@wwfint.org, Hp: +41 798177620
Catatan untuk Editor:
Forest Conservation Management Policy APRIL bisa diunduh di http://bit.ly/ForestConservationPolicyAPRIL