SINERGI WWF-PEMKAB PANDEGLANG UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Pandeglang (18/10)-Kerja konservasi WWF-Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan sekitarnya yang dimulai sejak 49 tahun lalu membuahkan kado istimewa. Kolaborasi WWF-Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam pengelolaan kawasan penyangga Ujung Kulon dikukuhkan dalam sebuah Nota Kesepahaman (MoU). Direktur Konservasi WWF-Indonesia Nazir Foead dan Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi mewakili kedua instansi tersebut menandatangani perjanjian kerjasama di Pendopo, kantor Bupati Pandeglang, Selasa (18/10).
Sejak mulai beroperasi di Ujung Kulon pada 1962, proyek pertama yang dikembangkan WWF-Indonesia adalah konservasi badak Jawa. Dengan menjalin kemitraan dengan Departemen, Kehutanan, WWF-Indonesia mengembangkan upaya patroli anti-perburuan. Tidak hanya itu, WWF juga melakukan penelitian badak serta mengembangkan program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar kawasan.
“MOU ini menandai munculnya ‘rantai evolusi’ baru dalam kerja WWF di Ujung Kulon, yang berupaya meraih tujuan konservasi dengan bekerja lebih integral di level kabupaten, tidak hanya terfokus di areal dimana badak Jawa hidup. Kita bermimpi untuk menggerakkan seluruh komponen pembangunan di Kabupaten Pandeglang guna menunjang konservasi badak Jawa di Ujung Kulon, sekaligus mendemonstrasikan manfaat ekonomi dan ekologi dari Ujung Kulon,” ungkap Direktur Konservasi WWF-Indonesia Nazir Foead.
Lebih jauh lagi ia menambahkan, Ujung Kulon merupakan mutiara konservasi Indonesia, bahkan barometer konservasi di Indonesia. Menurutnya, jika upaya konservasi di Ujung Kulon mampu melahirkan beragam kisah sukses, maka akan semakin mengukuhkan target dan komitmen konservasi Indonesia di dunia internasional.
Sementara itu Bupati Pandeglang dalam sambutannya menyebutkan, keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon di dalam wilayah administrasi Kabupaten Pandeglang merupakan potensi yang dapat dioptimalkan untuk peningkatan kesejahteraan penduduk di sekitar kawasan maupun di Kabupaten Pandeglang. Sebut saja potensi pertanian masyarakatnya, keunikan budaya lokal, keberadaan hutan rakyat yang mulai berkembang, peternakan yang tersebar luas, potensi perairan dan kelautan, serta keberadaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Badul dan KKLD Cigorondong. Tidak hanya itu potensi pariwisata seperti Umang Resort yang sukses membangun koridor pengembangan ekonomi di kawasan penyangga tersebut juga berkontribusi menambah deret panjang potensi TNUK.
“Besar harapan saya, kerjasama Pemerintah Pandeglang dan WWF-Indonesia dalam pengelolaan kolaboratif kawasan penyangga ujung kulon ini mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan berkelanjutan di kabupaten Pandeglang,” pungkasnya.