SEPENGGAL PAGI CERAH PERAYAAN GLOBAL TIGER DAY
Oleh: Rafselia Novalina Editor: Afdhal Mahyuddin
Penggal pagi kali ini (8 Agustus 2015) - Terlihat berbeda di Desa Muaro Bio, Kkabupaten Kampar, Riau. Terlihat wajah segar semangat anak-anak sekolah dasar dan menengah, tak kalah juga semangat para panitia penyelenggara kegiatan Global Tiger Day (GTD) 2015. Yak, anak-anak ini penasaran dengan kumpulan panitia yang berbaju merah-merah.Derap langkah kaki anak-anak serta wajah-wajah polos, yang penasaran melihat banyak orang-orang memakai kaos berwarna merah. Yak, hari ini rekan-rekan dari tigerheart Riau yang berasal dari kumpulan mahasiswa di Riau, seniman, pekerja NGO, serta MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam), merayakan Global Tiger Day (GTD) dengan cara yang berbeda.
egiatannya yang biasanya dilakukan di kota dengan melakukan street campaign (kampanye jalanan), untuk penyelamatan harimau Sumatera, sekarang perayaannya dilakukan bersama masyarakat desa yang berada di salah satu kawasan habitat harimau Sumatera di Bentang Alam Rimbang Baling. Perayaan Global Tiger Day (GTD) tahun ini juga istimewa karena dilaksanakan secara serentak di Padang, Palembang, Medan, Jambi, Jakarta dan Purwokerto. Tema kegiatan Global Tiger Day (GTD) tahun ini, yaitu ACT NOW! KEEP THE FOREST FOR TIGERS! (AKSI SEKARANG! JAGA HUTAN UNTUK HARIMAU-HARIMAU!) Tema GTD 2015 tahun ini yang menginspirasi buat rekan-rekan tigerheart Riau melaksanakan kegiatan bersama masyarakat desa.
Tujuannya GTD ini sangat sederhana, yang bertujuan agar masyarakat tetap bertahan menjaga hutannya untuk kepentingan keseimbangan ekosistem yang hidup di dalam bentang alam tersebut. Merekalah yang berada di garda terdepan habitat spesies eksotik yang hanya tersisa di Sumatera bagi nNegara tercinta. Perayaan besar untuk menyentuh hati masyarakat desa dilakukan melalui anak-anak yang bersekolah di SDN 012 Muaro Bio. Rekan-rekan tigerheart Riau membuat kegiatan bermain dan belajar bersama anak-anak mengenai lingkungan hidup. Ada empat materi pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) melalui permainan yang telah disiapkan oleh rekan-rekan fasilitator dan panitia yaitu: (a). Harimau dan habitatnya, (b). Rantai makanan di hutan, (c). Sungai dan biotanya dan (d). Permainan ular tangga lingkungan hidup.
Empat materi tersebut bertujuan menjahit garis dari pesan yang ingin disampaikan ke anak-anak yaitu jagalah hutan dan alam, agar harimau dan ekosistem di dalamnya terjaga. Dalam kegiatan bermain dan belajar tersebut, rekan-rekan yang bertugas sebagai fasilitator mampu bekerja sama menjahit pesan tersebut, sehingga anak-anak mampu menyerap serta menangkap informasi yang diberikan.
Agar anak-anak semangat bermain dan belajarnya, rekan-rekan fasilitator menyiapkan yel-yel serta tepuk tangan istimewa untuk memancing semangat anak-anak. Ada yang namanya “tepuk semangat” serta yel-yel yang berbunyi, “Yang Belang, Disayanglah! Yang Belang, Disayang Dong! Yang Belang, Harus Disayanglah!” Akhir dari kegiatan belajar dan bermain bersama anak-anak adalah merefleksikan materi pembelajaran yang diperolehnya melalui media lukisan, puisi, esai, serta cerita.
Anak-anak serta rekan-rekan tigerheart Riau bersemangat saling membantu agar hasil refleksinya memuat pesan-pesan penyelamatan hutan serta habitatnya. Hasil refleksinya ini akan dipersentasikan oleh anak-anak di depan masyarakat desa ketika kegiatan menonton bersama masyarakat di malam hari. Cadangan Air dan Konservasi Harimau Sumatera Air untuk Semua Malamnya, anak-anak, masyarakat desa dan panitia bersemangat kumpul di lapangan untuk melihat aksi anak-anak dalam menyuarakan hasil refleksinya serta menonton film dokumentar yang berjudul, “Air untuk Semua”.
Menurut Sunarto, (Wildlife Specialist, WWF Indonesia) 70% air di Indonesia sebagian besar tercemar akibat aktivitas manusia. Di beberapa tempat manusia berperan penting dalam menjaga sungainya, seperti di Sungai Subayang. Lanjut Sunarto, “Masyarakat menjaga sungainya melalui kearifan lokal yang dimilikinya seperti lubuk larangan,. Ini bisa jadi Aktivitas masyarakat dalam menjaga sungainya bisa dijadikan contoh bagi masyarakat lainnya dalam menjaga sungai. Selain itu, bagi masyarakat disana Sungai Subayang sebagai urat nadi kehidupannya, khususnya Desa Muara Bio.
Aksi anak-anak satu persatu menceritakan hasil refleksinya di depan masyarakat dan bertujuan menghimbau masyarakat desa agar selalu menjaga hutan serta ekosistem di dalamnya. Salah satu hasil refleksi anak tersebut yang menarik yaitu disampaikan oleh Farel murid kelas 2 SD, “kita akan menyayangi binatang dan pohon. Kita harus sayang binatang dan pohon. Kita tidak boleh menebang hutan dan membunuh binatang karena kalau dibunuh maka makanan untuk harimau akan habis.” Pesan-pesan seperti itu yang disampaikan oleh anak-anak kepada orang dewasa, harapannya mampu menyentuh hati dan pikiran orang dewasa untuk berupaya mendengarkan serta berbuat sesuatu untuk menjaga alam ini. Karena menjaga alam tidak bisa dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga, namun ini adalah kerja semua orang serta kolaborasi dari berbagai pihak.
Harapan kita, perayaan GTD kali ini sebagai langkah awal bagi kita semua untuk menyentuh semua lapisan orang untuk bergerak dan bekerja menjaga lingkungan. Anak-anak merupakan salah satu bidak catur yang akan membantu kita dalam melakukan upaya penyelamatan harimau dan lingkungan. Bukankah penggal pagi yang mengawali kegiatan GTD ini berdampak baik terhadap harapan penyelamatan harimau Sumatera dan alam? Lihat, ada banyak orang yang bisa diajak bergerak bersama untuk penyelamatan harimau dan lingkungan. Lembaga konservasi seperti WWF (World Wildlife Fund), FHK (Forum Harimau Kita), WCS-IP (Wildlife Conservation Society – Indonesia Program), ZSL (Zoological Society of London), FFI (Fauna Flora International), YLI (Yayasan Leuser Indonesia), dan FKL (Forum Konservasi Leuser) dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa bergerak melalui penguatan jaringan relawan tigerheart maupun relawan dari komunitas lainnya untuk melakukan penyelamatan harimau Sumatera dan alam dengan menyentuh semua lapisan masyarakat. Semoga sepenggal pagi cerah takkan berhenti sampai di sini.