SENAM, RUTINITAS PAGI DI MENAMI
Oleh: Kusnanto (WWF-Indonesia)
“Priiitt.. Prittt.. Priit..”
Suara peluit tiga kali memecah suasana pagi di atas Menami. Pukul enam pagi, rutinitas peserta ekspedisi – tanpa kecuali, adalah berolahraga. Baik itu peneliti maupun kru Menami, akan memenuhi dek kapal dan bergerak sama-sama sesuai komando dan berhitung secara bergilir.
Senam pagi dibutuhkan sebagai pemanasan bagi penyelam, untuk mengurangi resiko kram saat berada di bawah air. Dengan senam pagi, kami memiliki waktu lebih untuk menyiapkanalat lebih pagi. Kami juga jadi terbiasa bangun pagi dan mengawali hari dengan semangat. Kalau beruntung, matahari terbit juga bisa kami nikmati sambil menyeruput teh atau kopi.
“#XPDCALORFLOTIM, lebe bae!” – yel-yel yang hampir tidak pernah absen kami teriakkan setelah senam.
Olahraga membuat mood lebih positif, jelas. Apalagi, selalu saja ada candaan dan bahan untuk tertawa di sela-sela meregangkan otot. Senam dengan kondisi kapal yang kadang digoyang ombak kecil, sensasinya cukup seru.
Pernah satu kali, kami dapat kesempatan langka senam di atas di dermaga – saat merapat di Desa Maritaing, Alor Timur. Ternyata rasanya berbeda, tak perlu khawatir jatuh dan berpegangan terutama pada gerakan mengangkat satu kaki.
Saya pribadi, sangat menikmati waktu senam pagi dan meniupkan peluit tiga kali itu. Senam membuat senang, bahkan bisa mengangkat berbagai beban pikiran. Keseimbangan tubuh dan pikiran karena olahraga – itulah yang kami cari. Tubuh yang tidak seimbang akan menyebabkan gangguan metabolisme, yang membuat seseorang lebih mudah terkena berbagai macam penyakit.
Semoga, sih, setelah ekspedisi, kami bisa menjaga kebiasaan olahraga teratur di kota masing-masing nantinya. Ya, nggak?