SEMANGAT MELESTARIKAN HARIMAU SUMATERA DALAM “PAWS THE HUNT, CHARITY CARNIVAL”
Oleh: Natalia Trita Agnika
“Are you ready, Tigers?” seru salah seorang guru Raffles Christian School Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dengan penuh semangat, para murid yang berada dalam barisan langsung menjawab dengan yel-yel, “T.I.G.E.R.S! Who are we? We are Sumatran Tigers. We are here to home. We are here to roar!”
Barisan para siswa Raffles Christian School tersebut melakukan parade mengelilingi komplek sekolah dalam rangkaian kegiatan “Paws the Hunt, Charity Carnival” yang diselenggarakan pada Sabtu (08/04) yang lalu di Raffles Christian School Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kegiatan amal tahunan yang merupakan tahun ke-9 ini memiliki keistimewaan karena bertujuan untuk berkontribusi bagi kelestarian harimau Sumatera dengan melakukan donasi melalui WWF-Indonesia.
Dalam sambutannya pada upacara pembukaan, Kepala Sekolah Raffles Christian School Pondok Indah, Maureen C. Montero mengatakan, “Kami berkolaborasi dengan WWF-Indonesia karena kami percaya pada misi WWF-Indonesia untuk menghentikan degradasi lingkungan melalui berbagai program konservasi yang mereka miliki. Ini bukan pertama kalinya Raffles Christian School berkolaborasi dengan WWF-Indonesia. Pada tahun 2012, kami mengadakan kegiatan serupa untuk konservasi badak Jawa.” Maureen juga menjelaskan bahwa dalam Charity Carnival ini para peserta akan menggalang dana melalui berbagai kegiatan yang nantinya akan disumbangkan ke WWF-Indonesia untuk program konservasi, terutama konservasi harimau Sumatera.
WWF-Indonesia yang diwakili oleh Arnold Sitompul, Direktur Konservasi, sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Raffles Christian School. “Kami sangat bahagia dan yakin bahwa dukungan Anda memberikan kontribusi secara signifikan bagi pemulihan populasi satwa liar,” tuturnya menanggapi kolaborasi yang dulu pernah dilakukan oleh Raffles Christian School terhadap konservasi badak Jawa. Lebih lanjut Arnold menjelaskan mengenai berbagai upaya konservasi harimau Sumatera yang telah dilakukan oleh WWF-Indonesia. Ia juga bercerita tentang Suaka Margasatwa Rimbang Baling yang merupakan habitat asli harimau Sumatera di Indonesia. “Terima kasih banyak kepada Raffles Christian School atas dukungannya kepada program konservasi WWF-Indonesia. Saatnya kita menyelamatkan satwa kharismatik yang menjadi kebanggaan bangsa ini. Kita sudah kehilangan harimau Jawa dan harimau Bali. Kita tidak boleh kehilangan harimau Sumatera,” pungkasnya.
“Paws the Hunt, Charity Carnival” diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan para siswa. Usai pembukaan, para peserta melakukan olahraga zumba bersama lalu melakukan parade dengan aneka atribut yang menggambarkan harimau. Siswa sekolah dasar mengenakan pakaian dengan corak loreng harimau. Siswa TK membawa berbagai lukisan harimau hasil karya mereka. Para tamu undangan dari Panti Asuhan Tanjung Barat juga berpartisipasi dalam parade mengenakan bando harimau dan melukis wajah seperti muka harimau.
Dalam kegiatan pentas seni yang berlangsung di ruang olahraga, tim WWF-Indonesia turut memamerkan Tiger Papier Mache, patung harimau Sumatera yang terbuat dari kertas bekas karya Bali Artgasm. Beberapa pengunjung antusias bertanya tentang pesan konservasi yang diusung melalui pembuatan Tiger Papier Mache tersebut. Bahkan ada salah seorang pengunjung yang mengadopsi Tiger Papier Mache sebagai bentuk kontribusinya terhadap konservasi harimau Sumatera dan dukungannya terhadap Kampanye #DoubleTigers.
Panda Mobile, truk edukasi WWF-Indonesia juga ambil bagian dalam “Paws the Hunt, Charity Carnival”. Melalui dongeng harimau Sumatera yang dibawakan oleh Kak Rian dan Kak Biyong, para pengunjung mengenal tentang satwa kharismatik yang satu ini. Para siswa juga sangat tertarik dengan fasilitas laboratorium air. Mereka diajak menguji kualitas air dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter, serta melihat kandungan mikroba dengan menggunakan mikroskop. Di dekat truk Panda Mobile, ada booth face painting yang dibuka oleh WWF-Indonesia.
Keceriaan dalam semangat konservasi harimau Sumatera makin terlihat dengan berbagai permainan buatan para siswa yang bernuansa harimau Sumatera. Untuk setiap permainan di tiap pos, para pengunjung harus membeli tiket masuk. Hasil dari penjualan tiket tersebut akan disatukan dengan lelang lukisan karya para siswa dan akan didonasikan ke WWF-Indonesia.