REFLEKSI 7 TAHUN INDONESIA DORONGKAN PERBAIKAN PERIKANAN TUNA
"Oleh: Saraswati Adityarini (Capture Fisheries Officer, WWF-Indonesia)
Tuna adalah salah satu komoditas penting dalam perikanan Indonesia. Produk tuna memiliki nilai dan volume ekspor terbesar kedua setelah udang (KKP RI, 2017). Kini, Indonesia ditantang dengan semakin tingginya tekanan pasar internasional untuk mendapatkan produk perikanan yang telah tersertifikasi ekolabel Marine Stewardship Council (MSC).
Untuk meraih MSC, sejak tahun 2011, pemerintah Indonesia bersama berbagai pihak yang berkepentingan dalam perikanan tuna, mengembangkan program perbaikan perikanan (FIP/Fisheries Improvement Programs).
Berbagai kegiatan perbaikan perikanan tuna di Indonesia pun telah dilaksanakan sejak tahun 2012 dalam koridor FIP, dengan beberapa kemajuan yang dipantau secara rutin.
Hasil kajian review FIP tuna pada tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia telah mencapai 21 dari total 50 milestones yang ditargetkan.
Tercatat, hingga saat ini, telah terdapat beberapa perkembangan positif yang dipimpin oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Di antaranya adalah penyusunan strategi pemanfaatan perikanan (harvest strategy) di perairan kepulauan Indonesia, dan keputusan membentuk steering committee untuk FIP perikanan tuna.
Steering committee terdiri atas berbagai lembaga yang bertindak sebagai fasilitator pelaksanaan FIP di berbagai wilayah di Indonesia. Pertemuan FIP Steering Committe pada Oktober 2016 sendiri telah menghasilkan kesepakatan untuk membahas kemajuan harvest strategy dan kaidah pengendalian pemanfaatan (harvest control rules). Tak hanya itu, perbaikan kepatuhan nelayan dalam mengisi catatan tangkapan (logbook) dan stock assessment juga menjadi agenda pertemuan tersebut.
Perkembangan Program Perbaikan Perikanan Tuna Indonesia Hari Ini
Setelah lebih dari 7 tahun FIP dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, penilaian awal (pre-assessment) pun diselenggarakan, sebagai langkah untuk memperoleh informasi terkini terkait perkembangan pelaksanaan program-program perbaikan pada aktivitas perikanan tuna di Indonesia.
Kajian pre-assessment ini meliputi informasi stok ikan dan pemanfaatannya, pengaruh perikanan terhadap ekosistem, serta pengelolaan perikanan terhadap komoditas madidihang, tuna mata besar, cakalang, dan tongkol yang ditangkap dengan menggunakan pancing ulur, huhate, rawai tuna, tonda, pukat cincin > 30 GT, pukat cincin < 30 GT di perairan Indonesia.
Hasil kajian peninjauan FIP dan workshop pre-assessment disosialisasikan pada 20-21/08/2018, difasilitasi oleh WWF-Indonesia sebagai mitra dalam mengawal perbaikan perikanan tuna di Indonesia, bersama Sub Direktorat SDI ZEEI dan Laut Lepas Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan (PSDI) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), KKP RI, serta dibantu oleh Richard Banks. Kegiatan yang diselenggarakan di Grand Savero, Bogor, ini dihadiri oleh pemerintahan pusat, daerah, perusahaan, asosiasi, dan NGOs sebagai pendamping atau fasilitator FIP. Apa hasil rumusan dari diskusi?
Baca Selanjutnya: Inilah 5 Target Indonesia untuk Perbaiki Perikanan Tuna yang Lestari
"