PESONA SEGITIGA TERUMBU KARANG DITAMPILKAN DALAM BUKU TERBARU WWF
Jakarta, Indonesia –Kumpulan maha karya dari ekspedisi jurnalisme foto kini dapat dinikmati melalui sebuah buku bertajuk “The Coral Triangle.” Media komunikasi kreatif 272 halaman ini menampilkan karya fotografi dan esai yang bercerita tentang keragaman budaya, masyarakat, tradisi, serta species yang ada di sekitar pusat keanekaragaman hayati laut dunia tersebut.
Ratusan foto monumental tersebut lahir dari bidikan duo fotografer alam liar, Jürgen Freund dan Stella Chiu-Freund. Selama 18 bulan, pasangan fotografer tersebut mengarungi 6 juta km2 daratan dan wilayah perairan laut yang membentang di 6 negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Pulau Solomon, dan Timor-Leste.
Buku foto “The Coral Triangle” diluncurkan pada CTI Welcome Dinner yang digelar di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta pada hari Kamis (27/10) . Pada acara tersebut, Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) mengumumkan sejumlah capaian penting yang telah diraih yakni CTI-CFF website, CTI Learning Network Portal, dan CTI-CFF History Book.
“WWF bangga telah berkolaborasi dengan Asian Development Bank dan tentunya Freund Factory. Buku The Coral Triangle ini adalah hasil dari ekpedisi foto WWF di wilayah segitiga terumbu karang, sebuah perjalanan heroik selama 18 bulan yang dilakukan oleh fotografer peraih banyak penghargaan Jurgen Freund dan istrinya Stella Chiu-Freund. Mereka menjelajahi pusat keanekaragaman hayti laut dunia itu untuk mendokumentasikan keberagaman spesies, masyarakat dan budayanya serta memotret permasalahan dan ancaman di wilayah itu, serta upaya para pihak dalam melestarikan salah satu dari warisan kehidupan laut dunia,”ungkap Direktur Eksekutif WWF-Indonesia, Dr Efransjah saat membuka peluncuran buku foto tersebut.
Sementara itu, Head of WWF’s Coral Triangle Programme Dr. Lida Pet-Soede mengemukakan, tujuan dari ekpedisi Coral Triangle adalah untuk membangun pemahaman tentang hubungan antara alam dan manusia di wilayah tersebut, ancaman yang mereka hadapi, serta bagaimana para mitra bersinergi dalam mengupayakan perlindungan pusat keanakeragaman hayati laut dunia itu.
“Kami ingin dunia mengetahui dan lebih memahami kekayaan hayati laut dan budaya di wilayah segitiga terumbu karang. Oleh karena itu kami mendelegasikan salah satu tim fotografi alam terbaik dunia untuk memulai perjalanan yang penuh tantangan itu,” jelas Lida.
The Coral Triangle menampilkan lebih dari 400 foto yang memotret dengan jeli kehidupan laut di wilayah segitiga terumbu karang. Mulai dari terumbu karang, paus, lumba-lumba, hiu, hingga sekumpulan ikan karang lengkap dengan esai yang ditulis oleh ahli konservasi dunia.
“Keindahan kehidupan laut sungguh luar biasa, mulai dari burung-burung hingga makhluk terkecil di bawah laut. Selain dari apa yang sudah terkuak, tempat fenomenal ini masih menyimpan proporsi kekayaan lainnya yang belum pernah Anda bayangkan sebelumnya,"" jelas Stella Freund saat berbicara tentang Segitiga Terumbu Karang.
“Kami mengunjungi pulau-pulau kecil dengan tingkat populasi manusianya yang tinggi. Kami selalu menjumpai para nelayan. Hidup mereka, istri-istri, dan anak mereka memiliki koneksi yang sangat dekat dan intim dengan laut. Lautlah yang menghidupi mereka, namun ironisnya, sumber penghidupan mereka kini sedang mengahadapi banyak tekanan,” imbuhnya.
Dr. Lida Pet-Soede menambahkan, “Segitiga terumbu karang sarat akan kehidupan lautnya, namun permintaan manusia terhadap sumber dayanya kian tak terbendung. Jika pola konsumsi yang tidak berkelanjutan ini tak kunjung dibatasi, maka kehidupan jutaan manusia yang bergantung pada sumber daya laut tersebut semakin terancam.”
The Coral Triangle dicetak dalam jumlah terbatas pada Oktober 2011. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang buku tersebut, kunjungi www.panda.org/coraltriangle/photobook