PEDULI PENDIDIKAN ANAK LEWAT KM. GURANO BINTANG
Oleh: Natalia Trita Agnika
Hari ini, 23 Juli, adalah Hari Anak Nasional. Pada hari ini kita diingatkan kembali mengenai hak-hak anak. Berdasarkan Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, satu dari 10 hak anak yang harus dipenuhi adalah hak untuk mendapatkan pendidikan. Semua anak, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedalaman, berhak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh pengetahuan sebagai bekal mereka menapaki masa depan.
WWF-Indonesia sebagai lembaga konservasi tertua di Indonesia juga memberikan perhatian khusus pada pendidikan anak-anak. Salah satunya dengan mengupayakan pendidikan konservasi di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), Papua. Berkeliling bersama sebuah kapal motor bernama KM. Gurano Bintang, tim fasilitator memberikan pendidikan lingkungan serta bantuan nutrisi bagi anak-anak di desa-desa di sekitar TNTC. Untuk mendukung kegiatan pendidikan serta menarik minat anak-anak, kapal ini dilengkapi dengan perpustakaan dan alat-alat multimedia. Nuansa ceria khas anak-anak dihadirkan melalui gambar-gambar hasil kreativitas pemenang lomba gambar anak-anak saat peresmian kapal pada 20 April 2007 silam.
KM. Gurano Bintang sebenarnya merupakan kapal konservasi yang melakukan pengawasan terhadap kawasan laut dan populasi Hiu Paus (Whale Shark). Maka tak heran bila para peneliti yang bertugas di atas kapal motor ini juga pernah ikut mengajar anak-anak seputar lingkungan hidup, terutama lingkungan laut dan cara-cara konservasinya. Salah satunya Casandra Tania, Marine Species Officer WWF-Indonesia yang pernah mengajar anak-anak. Dengan ilmu dan pengalamannya sebagai peneliti hiu paus, perempuan yang akrab dipanggil Cassie ini berbagi pengetahuan tentang hiu paus, biota yang dilindungi, serta kegiatan perikanan yang tidak merusak.
Melihat anak-anak yang bersemangat dan ceria ketika mengunjungi KM. Gurano Bintang membuatnya sangat senang. Salah satu pengalamannya yang paling berkesan adalah ketika anak-anak dari Kampung Syabes, Kabupaten Teluk Wondama, datang ke kapal dengan berenang sejauh 200-500 meter untuk bisa bermain dan belajar di KM. Gurano Bintang. Antusiasme mereka tersebut menunjukkan bahwa anak-anak memiliki minat positif terhadap kegiatan yang berlangsung di atas kapal yang dicat warna-warni tersebut. “Semoga mereka kelak dapat menjadi anak yang peduli terhadap laut dan dapat menjadi agen perubahan di kampungnya masing-masing,” harap Cassie.
Senada dengan misi pendidikan KM. Gurano Bintang untuk membangun kepedulian masyarakat pada kelestarian kekayaan hayati yang mereka miliki serta membentuk generasi baru yang memiliki wawasan alam dan tergerak secara sukarela menjaganya, tim outreach KM. Gurano Bintang pun melakukan kunjungan ke desa-desa untuk menjangkau anak-anak yang tinggal di desa-desa terpelosok di wilayah Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Nabire, dan Kabupaten Waropen dan Yapen.
Tim dari KM. Gurano Bintang melakukan kunjungan ke kampung-kampung pesisir sekitar TNTC setiap empat bulan sekali terkadang dua bulan sekali tergantung kebutuhan program. Dalam setiap trip, tim outreach mengajak anak-anak di desa yang mereka kunjungi untuk belajar melalui permainan menarik. Permainan tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi pesan-pesan mengenai lingkungan hidup, terutama pengetahuan mengenai kehidupan laut dan cara menjaga kelestariannya. Satu kelompok (sekitar 20 orang) akan dipandu oleh dua orang fasilitator pendidikan lingkungan. Tim fasilitator adalah gabungan antara staf dari kantor Dinas Pendidikan, Badan Lingkungan Hidup, Penyuluh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Nabire dan Teluk Wondama, Penyuluh dari BBTNTC, serta staf WWF-Indonesia. Tim fasilitator akan dibagi dalam tiga kelompok, yakni tim pendidikan untuk anak usia sekolah, pendampingan guru, dan pendidikan untuk orang dewasa (ibu-ibu dan bapak-bapak nelayan).
Biasanya, kunjungan akan ditutup dengan pembagian nutrisi kepada anak-anak, seperti bubur susu kacang hijau serta pengobatan dan pemeriksaan kesehatan sederhana. Kehadiran KM. Gurano Bintang telah memberikan manfaat nyata bagi pendidikan dan perbaikan gizi anak-anak di pedalaman TNTC. Feronika Manohas, Community Outreach and Development Coordinator WWF-Indonesia di area TNTC menceritakan bahwa para orang tua sangat bersemangat menyiapkan anak-anaknya ke sekolah tatkala mengetahui bahwa tim dari Gurano Bintang akan mengunjungi mereka. “Semoga trip Gurano Bintang dapat mempengaruhi model pendidikan di kampung-kampung dan meningkatkan kesadaran orang tua untuk mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya,” tutur Feronika.
Anda dapat membantu anak-anak di kawasan TNTC untuk mendapatkan hak pendidikan dengan memberikan donasi melalui www.supporterwwf.org demi keberlangsungan kegiatan penelitian dan pendidikan di KM. Gurano Bintang. Senyum ceria anak Indonesia yang sehat dan berpengetahuan luas merupakan tanda generasi penerus yang berkualitas. Selamat Hari Anak Nasional!