PARTISIPASI MASYARAKAT ADAT DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI TANAH PAPUA
Oleh: Blandina Isabella Patty (Communication and Environmental Education Officer WWF-Indonesia Program Papua)
“Membangun Papua Untuk Indonesia” merupakan tema besar Pameran Pekan Pembangunan Papua yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Papua pada 21-25 November 2017. Dengan subtema “Potret Pembangunan Papua dalam Mewujudkan Kebangkitan, Kemandirian, dan Kesejahteraan”, kegiatan yang bertempat di Gelanggang Olahraga Cenderawasih, Papua, tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP. MH. Kegiatan Pekan Pembangunan Papua diikuti oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan juga seluruh perwakilan kabupaten dan kota di Provinsi Papua serta beberapa lembaga swadaya masyarakat yang ada di Papua.
Pada kesempatan tersebut, WWF-Indonesia Program Papua juga turut serta memeriahkan Pameran Pekan Pembangunan Papua yang berlangsung selama lima hari. Sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat yang cukup lama berkarya di Tanah Papua, WWF-Indonesia Program Papua juga turut bangga atas perkembangan pembangunan di Papua. Dalam perjalanannya hingga saat ini, WWF-Indonesia telah bekerja bersama pemerintah provinsi dan kabupaten dalam mendorong upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Papua.
Salah satu program WWF-Indonesia dalam mengupayakan pembangunan berkelanjutan di Papua adalah dengan metode pendampingan masyarakat. Melalui program Community Forestry, WWF-Indonesia mendampingi masyarakat adat dalam pengelolaan hutan lestari. Hal tersebut didasari oleh Peraturan Gubernur Papua No. 13 Tahun 2010 tentang Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan oleh Masyarakat Adat. Tujuan peraturan ini adalah supaya masyarakat adat dapat berpartisipasi dalam mengelola hutannya sendiri dan mendapatkan peningkatan ekonomi bagi mereka. Hal tersebut seirama dengan subtema dan tema besar Pameran Pekan Pembangunan Papua 2017.
Dalam pameran yang dibuka bertepatan pada Peringatan Otonomi Khusus di Papua, WWF-Indonesia turut memamerkan hasil pengelolaan kayu hutan oleh masyarakat adat. Hasil pengelolaan kayu hutan tersebut merupakan karya dari masyarakat adat dampingan WWF di beberapa lokasi. Dari beberapa kelompok di tujuh wilayah dampingan WWF, pada kesempatan tersebut ada dua kelompok yang dilibatkan dalam Pameran Pekan Pembangunan Papua. Kelompok tersebut adalah KSU Yera Asai dari Kabupaten Kepulauan Yapen dan KSU Jibogol dari Kabupaten Sarmi. Mereka membawa hasil kreasi yang dipajang di booth pameran WWF untuk dijual. Beberapa hasil pengeloaan kayu karya masyarakat tersebut, antara lain rak buku, meja, kursi, dan beberapa kerajinan tangan lainnya berupa pajangan.
Dalam implementasi pelestarian hutan oleh masyarakat adat, Community Forestry WWF-Indonesia Program Papua tidak hanya terfokus mendampingi masyarakat dalam hasil hutan berupa kayu. Program lain seperti pengembangan hutan ekowisata birdwatching juga dilakukan oleh program Community Forestry WWF-Indonesia Program Papua. Dalam pameran tersebut, mama-mama pengrajin noken (tas anyaman tradisional Papua) dari kampung ekowisata birdwatching dan para pengrajin hiasan imitasi burung cenderawasih juga turut memamerkan dan menjual hasil kerajiinan tangan mereka. Selain itu, terdapat pula produk minyak kayu putih yang dikelola oleh masyarakat adat di Taman Nasional Wasur. Keterlibatan masyarakat dalam konservasi alam dan upaya peningkatan kebutuhan ekonomi dengan cara yang berkelanjutan merupakan bentuk partisipasi masyarakat adat dalam pembangunan berkelanjutan di Papua.
Kegiatan face painting yang ada di booth WWF membuat suasana makin semarak. Para pengunjung dapat melukis wajah dengan motif lukisan tradisional Papua lalu berfoto memakai hiasan imitasi cenderawasih sambil berkampanye pelestarian burung surga dari Papua itu. Para pengunjung yang mendatangi booth WWF mendapatkan informasi seputar pelestarian cenderawasih. Dengan kekayaan pengetahuan tradisional, warisan dan sistem pengelolaan sumber daya alam berkelanjutannya, masyarakat adat diharapkan mampu secara aktif berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan daerahnya masing-masing.