MENENGOK KEHIDUPAN BAWAH AIR PULAU LAPANG DAN PULAU BATANG
Oleh: Kasman (Reef Check Indonesia) dan Fikri Firmansyah (WWF-Indonesia)
Hari ini, saya menyelam di lokasi yang tidak biasa – perairan Pulau Lapang dan Pulau Batang. Kedua pulau ini tak hanya merupakan zona inti Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar dan Laut Sekitarnya, tetapi juga wilayah adat Masyarakat Baranusa yang dijaga melalui kearifan lokal Hading Mulung.
Melalui Hading Mulung, masyarakat menutup laut dari segala pemanfaatan oleh manusia selama setahun. Tujuannya, jelas untuk menjaga kelimpahan ikan dan kesehatan terumbu karang agar bisa tetap dimanfaatkan sampai anak cucu mereka di masa depan. Lalu, seperti apa, sih, kehidupan bawah air dari kedua pulau yang dijaga baik oleh adat maupun undang-undang ini?
Perairan di Pulau Lapang terbilang jernih dan bersih hingga kedalaman 9 meter. Tidak lama setelah tim melakukan pengambilan data, sepasang bumphead parrotfish (Bolbometopon muricatum) menyambut dengan hangat kedatangan tim sambil melambaikan ekor dan melanjutkan menyelami dalamnya perairan Pulau Lapang.
Kondisi terumbu karang di pulau tersebut didominasi karang yang membentuk percabangan. Jumlah individu dan jenis ikan sangat tinggi pada ukuran kecil hingga sedang. Ikan-ikan ekonomis dengan ukuran besar terbilang banyak.
Istimewanya, ikan bibir tebal (sweetlips) berukuran sangat besar datang bergerombol dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan. Mereka saling menghantamkan badan, ada yang membenturkan diri ke pasir dan bergerak cepat.
Sementara Pulau Batang adalah pulau dengan bentuk unik seperti topi jika dilihat dari jauh – berupa perbukitan sabana hijau dengan pasir putih yang mengelilinginya. Beberapa ekor kambing tampak melintas di rerumputan sana.
Perairannya pun sangat jernih, dengan kondisi terumbu karang yang tak jauh berbeda dengan Pulau Lapang. Kami sempat melihat ikan napoleon sebanyak, penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan ikan hiu putih (Triaenodon obesus) yang menarik perhatian tim kami. Karena mereka tidak hanya seekor ataupun dua ekor, tetapi bergerombol (schooling).
Kedua pulau yang menjadi zona inti ini berfungsi sebagai lokasi berkembangbiaknya ikan dan tempat pengasuhan juvenil ikan (anak-anak ikan). Di sinilah mereka akan dibesarkan, sebelum berpindah kelokasi lain. Zona inti memiliki peran sebagai lumbung ikan bagi zona-zona lainnya. Ikan bernilai ekonomi tinggi seperti kerapu (Serranidae), kakap (Lutjanidae), ikan kuwe’ (Carangidae), hiu (Carcharhinidae) banyak ditemukan di daerah zona inti dengan ukuran yang beragam.
Kondisi ekosistem terumbu karang dalam zona inti SAP Selat Pantar dan Laut Sekitarnya kaya akan sumber daya laut. Harmonisasi peraturan adat dan peraturan pemerintah dalam mengelola sumber daya laut di kawasan ini, diharapkan dapat terus menjaga kekayaan laut – sekaligus menjadi contoh bagi lokasi-lokasi lainnya di Indonesia.