LORENG, BAGAIKAN “KTP” BAGI HARIMAU SUMATERA
Oleh: Nur Arinta
Pernahkah terpikir bagaimana cara para peneliti memastikan bahwa Harimau Sumatera yang diamatinya merupakan individu yang berbeda?
Loreng bagaikan KTP (Kartu Tanda Penduduk) bagi harimau. Motif ini merupakan pembeda jenis harimau dengan jenis kucing besar lainnya seperti macan, singa, atau jaguar. Harimau Sumatera memiliki loreng yang lebih rapat dibanding dengan subspecies harimau lainnya yang ada di dunia. Meskipun terlihat sepintas sama, namun sebenarnya loreng setiap individu harimau berbeda-beda. Itu sebabnya, bagi harimau loreng bagaikan identitas bagi setiap individunya, selayaknya sidik jari pada manusia. Uniknya, loreng ini tidak hanya terdapat pada rambut harimau saja, tapi juga melekat pada kulitnya. Jika rambut harimau dicukur, maka kita bisa melihat loreng yang juga terdapat pada kulitnya dan persis sama seperti loreng yang terdapat pada rambutnya. Para peneliti memanfaatkan loreng harimau untuk membedakannya.Loreng pada tubuh harimau tidaklah simetris, artinya pola loreng pada tubuh harimau di sisi kanan dan kirinya tidaklah sama. Jadi kebayang, jika peneliti mendapatkan foto hanya satu sisi saja, makanya kamera jebak harus dipasang dua sisi agar tak salah mengenali.
Bagian loreng yang menjadi identitas adalah loreng pada bagian wajah dan bagian punggung harimau. Loreng pada bagian wajah menjadi ciri diagnostik dan perlu diperhatikan ketika mengidentifikasi individu Harimau Sumatera. Loreng pada punggung harimau yang menjadi tempat bertemunya loreng pada sisi tubuh kiri dan kanan juga memberikan petunjuk peneliti untuk mengenali individu harimau.
Selain loreng di bagian tubuh, wajah dan punggung, loreng di bagian kaki dan ekor juga membantu proses identifikasi. Loreng berbentuk setengah cincin horizontal atau pun vertikal yang terdapat pada kaki harimau dapat menambah kepastian indentifikasi yang telah dilakukan dari bagian lain. Sedangkan loreng di bagian ekor yang tampak seperti cincin juga menjadi perhatian peneliti saat melakukan identifikasi.
Identifikasi ini membantu peneliti memastikan jumlah populasi Harimau Sumatera di hutan Sumatera yang tersisa kini. Nah, apakah Anda tertarik untuk menjadi peneliti harimau Sumatera dan mendukung upaya pelestarian harimau Sumatera di habitatnya?
Untuk mendukung upaya pelestarian Harimau Sumatera di habitatnya, Anda tidak perlu menjadi peneliti harimau dan turun langsung ke hutan loh! Cukup dengan tidak mengonsumsi produk yang menggunakan bagian tubuh harimau, melaporkan segala bentuk tindak kejahatan perdagangan Harimau Sumatera ilegal, dan melapor jika melihat adanya perburuan Harimau Sumatera. Jangan lupa juga untuk selalu menghemat penggunaan kertas dengan melakukan cetak dua sisi, menghemat penggunaan tisu dengan melakukan tepuk tangan 30 kali (30 claps) setiap selesai mencuci tangan, serta menggunakan produk hasil hutan yang bersertifikat. Ayo terus dukung upaya pelestarian Harimau Sumatera kebanggaan Indonesia!