LESTARIKAN MANGROVE BERSAMA KOMUNITAS MARINE BUDDIES SURABAYA
Oleh: Dian O. Savitri (Komunitas Marine Buddies Surabaya)
Hallo Buddies !
Pada 21 Januari kemarin Komunitas Marine Buddies Surabaya melakukan kegiatan menanam mangrove bersama TK Buah Hati Surabaya. Kegiatan dengan tema “Hello Ocean” ini bertujuan untuk mengajak adik-adik TK Buah Hati Surabaya semakin mencintai lingkungannya. Sebanyak 100 bibit mangrove kami sediakan untuk penanaman yang dilakukan di Hutan Mangrove Wonorejo.
Kira-kira, buddies, kenapa sih kita harus mengajak adik-adik kita menanam mangrove? Yap, karena mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang tumbuh di kawasan pantai ini merupakan ekosistem yang unik. Hutan mangrove mempunyai peranan penting sebagai ekosistem penyambung antara daratan dan lautan. Banyak sekali manfaat dari mangrove itu sendiri, salah satunya sebagai pagar dari ombak agar tidak terjadi abrasi. Selain itu, mangrove juga tempat hidup ikan-ikan kecil, penghasil oksigen dan menyerap karbondioksida, loh! Namun, saat ini hutan mangrove di Surabaya banyak yang tergusur untuk pembangunan perumahan. Menyedihkan bukan, buddies?
Penanaman mangrove dimulai pukul 09.00 bersama 10 Volunteer Komunitas Marine Buddies Surabaya serta enam anak dari TK Buah Hati Surabaya. Kami semua langsung menuju area jogging track yang lokasinya cukup jauh dari tempat parkir, tapi hitung-hitung olahraga sih pikir kami. Sesampainya di lokasi kami langsung dibantu oleh Pak Danu selaku pengelola. Beliau mengajari kami tata cara memilih lahan yang cocok untuk ditanami dan cara menanam mangrove. Lahan yang dipilih untuk menanam mangrove adalah tipe berlumpur dengan tanah yang lapang dan datar. “Pastikan bibit terendam air saat pasang, sehingga tidak memerlukan penyiraman,” jelas Pak Danu. Hal ini dikarenakan tipe tanah yang berlumpur mempunyai unsur hara yang menjadikan mangrove subur dan cepat tumbuh jika dibandingkan dengan daerah berpasir.
Pak Danu menjelaskan juga kalau jenis mangrove yang ditanam adalah Rhizopora Sp. Oh iya, mangrove ini ada banyak macamnya, loh, buddies!
Sebelum kami melakukan penanaman mangrove, tanah harus dilubangi dengan bantuan alat kurang lebih 15 – 20 cm dengan jarak tanamnya berpola memanjang agar sejajar dan rapi sehingga terdapat 10 baris bibit mangrove. Setelah bibit dimasukkan ke dalam lubang, lubang langsung ditutup dan dipadatkan, tapi usahakan jangan miring menanamnya, ya. Penanaman mangrove jenis Rhizopora Sp. ini tidak diperlukan ajir atau kayu penyangga untuk bibit, buddies, karena bibit mangrovenya sudah cukup kuat dan besar untuk lahan yang ditanami sehingga tidak akan roboh jika terkena pasang air laut yang besar.
Saat masuk ke lahan, kaki merasakan senasi menyenangkan di dalam lumpur, rasanya seperti sedang dipijat secara alami. Di dalam lumpur juga banyak fauna yang kami temukan, seperti cacing dan kepiting bakau. Setelah mendapat banyak arahan dan penjelasan dari Pak Danu soal menanam mangrove, kami berfikir kalau kegiatan ini akan sangat mudah untuk dilakukan, tapi ternyata sangat susah, karena lahan yang berlumpur menyulitkan kami untuk berpindah tempat. Tapi, memang begitulah perjuangan untuk melestarikan alam perlu waktu yang lama untuk menunggu mangrove hingga dewasa. Setelah penanaman mangrove selesai, kami berharap adik-adik TK Buah Hati Surabaya menjadi tahu bagaimana cara melestarikan alam.