KUMBANG GODOK AKSI-AKSI DI EARTH HOUR INDONESIA 2014
Oleh: Davin Rusady dan Beryl Masdiary
Earth Hour Indonesia kembali mengadakan kegiatan Kumpul Belajar Bareng (KUMBANG). Di tahun keempatnya, kegiatan yang berlangsung pada 7-10 Februari 2014 lalu ini diikuti oleh 63 peserta dari 31 kota pendukung Earth Hour di Indonesia.
Bertempat di Center of Integrated Conservation Office (CICO) Resort, Bogor, KUMBANG menjadi ajang diskusi para kordinator kota yang disebut sebagai Earth Hour Champion. Selama empat hari, para champion berbagi tentang aksi yang akan dikerjakan terkait empat fokus utama Earth Hour tahun ini; transportasi publik, energi, sampah, serta kertas dan tisu. Tidak hanya melakukan pembahasan, para champion juga dibekali dengan strategi kampanye, pengumpulan dana, rekrutmen relawan, serta praktik aksi-aksi terbaik Earth Hour di masing-masing kota pendukung.
Verena Puspawardani, Campaign Coordinator Climate and Energy, Communication and Advocation Program WWF-Indonesia, membuka acara dengan menjelaskan tujuan pelaksanaan KUMBANG. Disebutkannya, KUMBANG menjadi wadah penyatuan visi dan misi kampanye Earth Hour di masing-masing kota sebagai bagian dari Earth Hour Indonesia.
Materi dalam kegiatan disampaikan dengan diskusi ringan. Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia, serta Devi Suradji selaku Direktur Marketing WWF-Indonesia, tampil menjadi fasilitator dalam diskusi pada Sabtu, 8 Februari 2014.
Di hari yang sama, Verena Puspawardani memberikan pemaparan terkait jaringan Earth Hour Indonesia di mata publik yang semakin luas dan diskusi seputar kampanye Earth Hour di masing-masing kota pendukung. Di awal 2014, sudah terkumpul lebih dari 8.300 likes di Facebook, 50.500 follower akun @EHindonesia, 660 subscribers dan 97.000 viewers di Youtube. Menurut perhitungan Earth Hour Global, Indonesia menjadi negara dengan interaksi media sosial paling aktif di dunia. Verena juga menyampaikan tema besar Earth Hour tahun ini, yakni amplified, multiplied, and globalised yang berarti menguatkan, menggandakan, dan mendunia. Cakupan gerakan ini diharapkan akan semakin luas dan terus menginspirasi banyak kalangan di tahun-tahun berikutnya, karena menyelamatkan Bumi berarti menyelamatkan manusia.
Dalam salah satu sesi KUMBANG, para delegasi berkumpul untuk mendiskusikan program-program kerja mereka dan nantinya program-program tersebut akan diterapkan di kotanya masing-masing. Para koordinator setiap divisi di Earth Hour Indonesia, seperti media relation, online media, dan multimedia juga memberi penjelasan dan saran-saran terkait tugas-tugas dan potensi masalah yang akan ditemukan nantinya. Beberapa kota juga diminta untuk memberikan presentasi mengenai salah satu divisi mereka. Di kesempatan yang lain, para delegasi dari masing-masing kota—dibantu para koordinator divisi Earth Hour Indonesia—membuat rancangan program kerja yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat di kotanya masing-masing.
Hasil dari KUMBANG—berupa rencana aksi dan kampanye di masing-masing kota pendukung—terejawantah pada Minggu (09/02). Earth Hour Champion Kota Solo contohnya, merencanakan akan mengadopsi pohon di halte-halte umum dan mengadakan kegiatan bersepeda. Selain itu, mereka juga akan membuat instalasi sampah dan sumur air di Solo. Lain halnya dengan di Jogjakarta, mereka berencana membuat kampanye yang bekerja sama dengan Jogja Runners untuk menyelenggarakan permainan yang diadaptasi dari game show Running Man. Earth Hour Champion Kota Jogjakarta juga berencana mengadakan Green Charity dengan Jogja Berkebun yang bertujuan mengedukasi adik-adik di Panti Asuhan untuk membuat pupuk kompos. Earth Hour Kota Aceh tidak mau ketinggalan dengan kota-kota lainnya. Mereka akan mengkampanyekan penggunaan transportasi publik dengan labi-labi (mobil angkutan umum).
KUMBANG diadakan dengan jadwal yang padat selama 4 hari dan ditutup dengan foto bersama para delegasi dari masing-masing kota dan tim dari Earth Hour Indonesia. Slogan “Ini Aksiku Mana Aksimu” dinyatakan telah menginspirasi Earth Hour Global untuk menciptakan Slogan “Your Power. Multiplied. Ampilfied. Globalised” yang menekankan pada kontribusi bersama bagi Bumi yang lebih baik dan nyaman untuk ditinggali.
Selama 7 tahun perkembangannya di Indonesia, gerakan Earth Hour berhasil mendapat perhatian dari masyarakat luas. Selama itu pula banyak kota di Indonesia yang ingin membawa perubahan dan merasakan sendiri manfaat dari Earth Hour. KUMBANG diadakan oleh Earth Hour Indonesia untuk membawa semangat baru dalam setiap kampanye sekaligus memberi bekal kepada kota anggota yang baru bergabung di Earth Hour Indonesia. Hingga tahun ini, total kota yang menginisiasi gerakan Earth Hour sudah berjumlah 31 kota, meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Nusa Tenggara.