KOMPETISI CAMERA TRAP
Penulis : Tiger Team
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Pulau ini didiami oleh 196 spesies mamalia yang 22 di antaranya tidak ditemukan di pulau lain di Indonesia (Rhee et al, 2004). Pulau ini merupakan rumah bagi berbagai spesies mamalia besar seperti Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Tapir Malaya (Tapirus indicus), dan lainnya.
Beberapa di antaranya termasuk satwa yang dikategorikan terancam punah, yaitu Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, dan Badak Sumatera. Mereka tercatat menghuni beberapa kantong habitat yang sudah mengalami degradasi dan fragmentasi. Sumatera menghadapi berbagai problem lingkungan seperti degradasi, fragmentasi, dan hilangnya habitat harimau berskala besar maupun perburuan harimau dan satwa mangsanya (Kementerian Kehutanan, 2007). Selain itu ancaman lain juga mendera spesies-spesies tersebut seperti perburuan dan lain sebagainya.
Upaya konservasi spesies-spesies terancam punah tersebut ditargetkan pada upaya monitoring dan perlindungan baik pada tingkat spesies maupun pada habitatnya. Salah satu upaya konservasi, yaitu monitoring terhadap kelangsungan hidup spesies-spesies tersebut dengan menggunakan pendekatan ilmiah baik melalui pengamatan langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi proses ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan beberapa satwa target pengamatan, khususnya mamalia besar yang terancam punah merupakan satwa elusif, yaitu satwa yang pemalu dan sukar untuk diamati langsung di alam. Pendekatan non-invasif atau tidak melukai saat melakukan pengamatan menjadi salah satu pendekatan yang relevan melalui penggunaan perangkat penelitian yaitu camera trap atau kamera jebak.
Kamera jebak atau camera trap adalah perangkat optik otomatis yang mampu untuk memberikan informasi, baik visual maupun audio-visual. Satwa liar seperti karnivora pada kawasan hutan hujan tropis seperti Indonesia memiliki beberapa karakteristik, seperti ukuran tubuh, morfologi, habitat untuk tempat tinggal, perilaku dan pola aktivitas. Tingkat kesulitan pengamatannya tinggi karena umumnya pemalu dan sangat jarang ditemui. Selain itu lokasi pengamatan yang sangat terpencil dan susah diakses membuat penelitian jangka panjang, pengamatan langsung dan kerja lapangan sangat mahal. Karena itulah, penggunaan kamera jebak sebagai alat pengamatan merupakan pilihan yang ideal.
Sayangnya, perangkat ini adalah barang langka dan bukan merupakan produk domestik Indonesia.Harapannya kita berkomitmen untuk melibatkan dan menggunakan komponen lokal. Inisiasi ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing lokal dalam kaitannya penelitian bidang satwa liar di kancah internasional. Konkritnya, WWF-Indonesia mengajak beberapa rekanan dalam mewujudkan hal ini. Selain itu, dampak dari kegiatan ini juga harapannya dapat mendukung upaya konservasi yang lebih luas khususnya di Indonesia.
Urgensi Kegiatan
Indonesia dalam bidang penelitian satwa liar masih jauh tertinggal pada kancah internasional walaupun negara ini menjadi tujuan bagi para peneliti internasional karena megabiodiversity-nya. Oleh karena itu, guna mengangkat daya saing negara ini, perlu berbagai pengembangan beserta dukungannya. Salah satu upaya konkrit dalam hal ini adalah mengadakan kompetisi pembuatan camera trap atau kamera jebak.
Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan daya saing lokal dalam bidang penelitian satwa liar dalam kancah internasional. Adapun tujuan ini dapat dicapai melalui beberapa tujuan khusus berikut ini:
- Menyelenggarakan suatu kompetisi pembuatan kamera jebak inovasi lokal
- Mendapatkan rancangan dan produk hasil rancangan kamera jebak inovasi lokal
- Publikasi hasil rancangan dan produk kamera jebak pada berbagai media bersama pihak kolaborator
Tanggal Pelaksanaan dan Detail Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi beberapa tahapan dengan rentang waktu pelaksanaan antara bulan Juni hingga maksimal pada 5 Desember 2015. Adapun rangkaian pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Penjurian dan Nilai Insentif Pemenang
Dewan juri atau penyeleksi rancangan dan produk adalah dari
Pihak WWF-Indonesia
Total nilai insentif bagi pemenang kompetisi ini bernilai Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) untuk dua orang/lembaga pemenang.
Informasi lebih lanjut mengenai kompetisi ini dapat diunduh pada dokumen FAQ Kompetisi Camera Trap.