KAMPANYE EH 2013 DAN PROGRAM DONASI "MYBABYMANGROVE" SEGERA DIMULAI
Jakarta, 27 Februari 2013. Gerakan Kampanye Earth Hour kembali dilakukan serentak di seluruh dunia. Berawal dari 2007, Earth Hour berkembang pesat. Indikatornya dapat dilihat dari jumlah partisipan negara, kota, dan individu pendukungnya. Dari data terakhir (2012), Earth Hour mencatat dukungan 2 milyar orang di 7.001 kota dari 152 negara. Sungguh angka yang luar biasa dalam konteks aksi penghematan energi berbasis dukungan massa.
Kampanye EH tahun ini di Indonesia berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dimulai sejak 22 Februari lalu dan berakhir di Hari Bumi, 22 April 2013, aksi tahun ini menunjukkan bahwa Kampanye EH tak sekadar aksi 1 jam setiap tahun, tapi aksi yang terus-menerus. Pasca pelaksanaan, diluncurkan video dokumenter EH 2012 melalui jejaring sosial. Video ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk mendukung dan berpartisipasi aktif dalam Kampanye EH tahun ini. Diselenggarakan pula Kompetisi Video Earth Hour dengan beragam hadiah menarik, serta sebuah diskusi pada 27 Februari 2013 yang menjadi wadah bertukar informasi bagi para jurnalis, blogger, dan perwakilan tim kota Earth Hour di Jabodetabek. Selain pemutaran video Earth Hour dan presentasi yang berisi refleksi keberhasilan Kampanye EH 2012, diungkap juga sejumlah agenda aksi pada Kampanye EH 2013 di 30 +1 kota yang telah menyatakan keikutsertaan mereka bergabung dalam kegiatan. Tak ketinggalan, cerita-cerita dari koordinator Earth Hour Jabodetabek & fasilitator kota di luar Jabodetabek. Partisipasi para peserta diskusi sangat diharapkan dalam rangka membentuk Kampanye EH 2013-2014 menjadi aksi masyarakat bersama untuk kota dan Indonesia yang lebih baik.
Kampanye EH didukung penuh oleh Gubernur DKI Jakarta selaku Duta Earth Hour 2009-2012. Berkat intensitas kampanye yang dilakukan berbagai komunitas, media massa, dan aktivitas di dunia maya, jumlah kota yang berpartisipasi di Kampanye EH 2012 melonjak menjadi lebih dari 20 kota. Tahun ini sudah ada 30 kota mendaftarkan diri dan secara suka rela menjadi tim penggerak perubahan dengan aksinya masing-masing.
Dalam perkembangannya, banyak aksi yang dilakukan sebagai tindak lanjut Kampanye EH. Salah satunya, penanaman pohon mangrove di pesisir Laut Jawa melalui program NEWtrees (untuk korporasi) dan MyBabyTree (untuk donasi individu). Aksi yang kemudian dinamai ""MyBabyMangrove"" ini menjadi sebuah wadah penyelamatan tutupan hutan mangrove di area pesisir pantai, yang notabene memiliki peran penting dalam melindungi pantai dan pemukiman, bangunan, serta pertanian dan perikanan di sekitarnya dari gelombang, angin dan badai, serta intrusi air laut. Dusun Tongke-tongke dan Pangasa, Sinjai, Sulawesi Selatan yang memiliki barisan mangrove yang tebal di pantai terlindung dari gelombang pasang (Tsunami) pada akhir tahun 1993. Sedangkan beberapa dusun yang berbatasan dengan kedua dusun ini yang tidak mempunyai mangrove yang cukup tebal mengalami kerusakan yang cukup parah.
Pulau Jawa secara spesifik telah kehilangan sekitar 90% mangrovenya dan hanya sedikit dari areal mangrove yang tersisa masuk ke dalam kawasan lindung. Kawasan lindung mangrove yang terluas di Jawa ada di Pulau Panaitan, Banten (1.700 ha). Sekitar 1.000 hektar mangrove terdapat di bagian utara pantai Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara, areal mangrove terluas yang ada di Jawa saat ini berada di Segara Anakan, Cilacap, yakni 8.957 hektar.
Untuk kepedulian tersebut, aksi penanaman pohon mangrove pada tahap awal akan dilaksanakan di Muara Gembong, Bekasi. Hutan mangrove Muara Gembong merupakan bagian dari rangkaian ekosistem mangrove di pesisir utara Teluk Jakarta. Yakni, dari Tanjung Pasir di Tangerang, Banten, hingga ke Ujung Karawang.
Hutan mangrove alami di Muara Gembong seluas 10.480 ha sudah sangat berkurang. Sebesar ± 93,5% dari kawasan ini telah diokupasi/dirambah menjadi daerah tambak dan lahan pertanian oleh masyarakat. Padahal, keberadaan kawasan mangrove di Muara Gembong masih sangat diperlukan sesuai dengan fungsi dan manfaatnya, yaitu:
1. Fungsi ekologi: pencegahan terhadap abrasi, pencegahan intrusi air laut, dan penyediaan habitat satwa. Ada 3 kampung yang lenyap akibat abrasi di kawasan ini.
2. Fungsi pemanfaatan: kegiatan ekowisata, rosot karbon, pendidikan dan penelitian, serta perikanan.
Dengan donasi individu sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu Rupiah), masyarakat dapat berperan serta menanam satu pohon mangrove di Muara Gembong. Untuk donasi secara online, dapat dilakukan melalui www.mybabytree.org. Donasi tersebut sudah termasuk perawatan selama 2 (dua) tahun dan pemantauan selama 5 (lima) tahun yang dilakukan WWF-Indonesia bekerja sama dengan kelompok tani lokal. Setiap pohon yang ditanam dilengkapi dengan Geotag sehingga dapat dipantau perkembangannya melalui GeogleEarth setelah donatur memasukkan kode registrasi.