EARTH HOUR 2015: HIJAUKAN HUTAN, BIRUKAN LAUT
Oleh: Natalia Trita Agnika dan Ciptanti Putri
Tiap Sabtu di akhir Maret setiap tahun, sejumlah ikon di beberapa kota memadamkan listrik. Cahaya gemerlap yang biasanya menerangi langit malam di kota-kota besar berganti nuansa temaram selama satu jam akibat gedung-gedung pencakar langit mematikan lampu-lampunya. Gerakan mematikan aliran listrik secara bersamaan di pukul 20.30-21.30 waktu setempat itu digenapi dengan aksi individu di rumah masing-masing. Itulah suasana yang tercipta pada momen Switch Off kampanye global Earth Hour.
Earth Hour menjadi sebuah kampanye global terbesar di dunia dengan pesan kepedulian pada isu perubahan iklim. WWF merupakan salah satu inisiator kegiatan yang sudah mendunia ini. Tercatat sebanyak 2,3 juta orang berpartisipasi mematikan peralatan listrik yang tak terpakai pada pelaksanaan Earth Hour 2013 lalu, dengan total 3.395 bangunan landmark dunia yang berpartisipasi.
Kampanye ini awalnya ditujukan untuk mendorong efisiensi energi dengan aksi satu jam mematikan lampu. Namun, aksi nyata peduli lingkungan tersebut lantas tak berhenti di situ saja. Pesan yang dibawa oleh Earth Hour berkembang dari tahun ke tahun. Penambahan tanda + (plus) di belakang angka 60 pada logo Earth Hour menandakan aksi lanjutan setelah satu jam mematikan lampu.
Kini banyak pihak makin percaya akan dampak perubahan yang positif dari gerakan Earth Hour dan berkomitmen untuk turut ambil bagian. Melalui aksi kecil tapi nyata yang melibatkan banyak pihak secara berkelanjutan, perubahan ke bumi yang lebih baik diyakini dapat terwujud.
Pada perhelatan ketujuh Earth Hour di Indonesia yang jatuh pada 28 Maret 2015 mendatang, 28 kota sudah berkomitmen untuk berpartisipasi. Tahun ini Earth Hour Indonesia masih mengangkat pesan “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” dengan tema “Hijaukan Hutan, Birukan Laut.” Sebanyak 7 inisiatif program konservasi dari komunitas Earth Hour Indonesia di berbagai kota siap didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Keunikan yang juga merupakan kekuatan Earth Hour terletak pada aksi kecil tapi nyata yang dilakukan oleh banyak pihak. Selain dengan cara mematikan lampu serta peralatan listrik yang tak terpakai dan menjadikannya sebagai gaya hidup, aksi nyata yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan dukungan dana untuk program-program konservasi yang diusung dalam Earth Hour 2015. Melalui crowdfunding, banyak pihak bisa mendonasikan uangnya secara patungan (mengumpulkan uang) untuk mendanai program konservasi hutan dan laut yang sedang digarap oleh komunitas penggiat Earth Hour di berbagai daerah.
Jadi, Earth Hour tak sekadar mematikan lampu; kita bisa ikut berkontribusi dalam upaya menyelamatkan bumi. Yang paling sederhana, dengan memulai gaya hidup hijau dan menyebarkan kebiasaan ini ke banyak orang. Kekuatan sosial media dapat pula kita manfaatkan untuk membantu menyelamatkan alam. Dengan berbagi tautan ke berbagai program crowdfunding yang ada di platform donasi online Earth Hour (earthhourblue.crowdonomic.com) berarti kita sudah ikut berkontribusi nyata untuk kelestarian bumi.
Are you ready for Earth Hour 2015? Ini Aksiku! Mana Aksimu?