DUYUNGKU SAYANG, DUYUNGKU MALANG
Penulis : Arit Rasit (Tenaga Pemantauan Hiu Paus di Wondama)
Pagi itu, saya sedang berada dibagan puri milik Udin yang sejak tahun 2013 mencari ikan puri dan ikan pelagis kecil disekitar perairan pulau Yoopmeos. Saat saaya melakukan aktivitas rutin sebagai tenaga lepas pemantau hiu Paus di WWF-Indonesia Taman Nasional Teluk Cenderawasih, nelayan Pulau Yoop mengabarkan pembantaian duyung. Hanz Ayomi, nelayan Pulau Yoop berkata “Arit, disana ada yang bunuh duyung, ko bisa kesana kah kasih tahu dorang? (arit disana ada nelayan yang menangkap duyung bisakah kau kesana untuk peringati mereka?) ”.
Dengan cepat saya dan Hanz Ayomi menuju lokasi yang disebut sedang terjadi pembantaian dugong. Setibanya disana, duyung sudah mati dan tampak beberapa sayatan bekas tombak atau penikan yang digunakan untuk memburu Duyung. Saya segera menghampiri nelayan yang diduga memburu Duyung tersebut “Bapa, selamat pagi, kapan duyung ini ditangkap? Kenapa bapa harus tangkap duyung? Bapa tahu kalau duyung ini sudah langka dan dilindungi?” dan nelayan itupun menyahut dengan santai “Saya juga tidak tiap hari buru ini duyung, cuma karena saya butuh uang jadi!” (saya tidak setiap hari menangkap duyung ini hanya karena saat ini saya sangat butuh uang).
Saya mencoba menjelaskan bahwa duyung juga bisa memberikan tambahan penghasilan tanpa harus dibunuh. Nelayan tersebut kembali menjawab “ahh torang tidak tau sampe disitu jadi!” (saya tidak mengerti apa yang anda maksud). Mendengar jawaban tersebut saya tersadar bahwa pemahaman dan pengenalan kegiatan peningkatan ekonomi tanpa merusak alam penting ditingkatkan agar alam kita tetap terus terjaga. Nelayan tersebut memaparkan bahwa daging duyung akan dipotong-potong kemudian dipanggang dengan asap, sebagian dikonsumsi sendiri, dibagi ke tetangga dan dibawa ke Wasior untuk dijual di pasar.
Evolusi Gajah yang mendekat kepunahan.
Duyung (dugong) adalah sejenis mamalia laut, salah satu anggota Sirenia atau lembu laut yang masih bertahan hidup. Merupakan kerabat evolusi gajah, Duyung mampu hidup hingga 70 tahun dan menjadi satu-satunya hewan yang mewakili suku Dugongidae Hidup di perairan indo pasifik dengan kondisi perairan yang tenang dengan suhu tertentu, duyung sangat bergantung kepada rumput laut sebagai sumber makanan sehingga penyebarannya terbatas disekitar pantai dimana ia dilahirkan.
Selama beribu-ribu tahun, Duyung diburu untuk diambil daging dan lemaknya. Perburuan menyebabkan kawasan penyebaran duyung semakin berkurang dan terancam punah. IUCN telah mengkategorikan dugong dalam kondisi teracam punah, sedangkan CITES melarang perdagangan barang-barang produksi yang dihasilkan oleh hewan ini.
Di Indonesia, duyung juga dilindungi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 (pengaturan tentang pengelolaan tumbuhan dan satwa yang dilindungi pada kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam); dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 (perlindungan sistem penyangga/habitat) dan pasal 3, 8 dan 9 Undang-undang Nomor 68 Tahun 1998 yang mengatur tentang pengelolaan kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, cagar alam dan kawasan suaka margasatwa.
Melindungi Alam Yoopmeos
Kampung Yoopmeos merupakan salah satu pemukiman pesisir diantara Wasior dan Windesi kabupaten Teluk Wondama. Merupakan pulau kecil, umumnya masyarakat bekerja sebagai nelayan dan sebagian kaum perempuan bekerja membuat ladang untuk sayuran dan meramu sagu. Kampung yang terdiri dari 59 rumah tangga ini beragama kristen protestan dan kesehariannya menjual hasil tangkapan kepada pengepul di kampung atau menjual langsung ke pasar utama di Wasior.
Hasil tangkapan utama nelayan di Yoopmeos adalah ikan karang, lobster dan cumi, karena dikelilingi oleh terumbu karang dan ekosistem mangrove. Lamun terhampar luas di perarian Pulau Yoopmeos, membuat duyung gemar mencari makan di perairan Yoopmeos ini. WWF-Indonesia dan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih telah berupaya mendampingi masyarakat agar aktivitas penangkapannya tidak merusak ekosistem perairan. Namun, masih ada masyarakat yang perlu didampingi secara ekstra untuk bersama ikut menjaga ekosistem perairan Pulau Yoopmeos. Semoga dalam beberapa tahun mendatang, seluruh masyarakat yoopmeos telah bersatu untuk melindungi ekosistem perairan.