KEBERADAAN HUTAN ALAM SEMAKIN TERANCAM
JAKARTA--MI: Perkebunan besar diusulkan masuk dalam skema Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD) karena dikhawatirkan semakin mengancam keberadaan hutan alam.
Perwakilan Kelompok Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim Indonesia ('Civil Society Forum for Climate Justice Indonesia'/CSF), Giorgio Budi I, di Jakarta, Minggu, mengatakan, masuknya perkebunan skala besar, seperti sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI), kawasan konservasi, mengubah REDD menjadi REDD +++ (dibaca Plus Plus Plus).
Usulan yang didukung Brasil, Australia, dan Filipina dalam perundingan dan negosiasi 'Bangkok Climate Change Talks 2009' di gedung PBB, Bangkok, akan berimplikasi sangat luar biasa jika hanya tegakan pohon yang dinilai sebagai hutan.
Menurut dia, kondisi tersebut akan menjadi pemicu alih fungsi hutan alam secara besar-besaran menjadi kawasan perkebunan skala besar atau lahirnya kawasan konservasi yang meminggirkan warga sekitar.
Jika Indonesia ngotot mendukung REDD+++, maka pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan penghentian penebangan hutan alam tersisa, membenahi tata kelola kehutanan, mulai restorasi kawasan ekologis penting yang sudah rusak dan penyelesaian konflik akibat tata kelola hutan yang buruk, ujarnya.
Hal tersebut, menurut dia, bersifat mutlak dan harus segera dibereskan sebelum pertemuan COP ke-15 di Copenhagen, Desember 2009.
Meski dalam pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara G-20 untuk Perubahan Iklim di Pittsbhurg dikatakan level penurunan emisi Indonesia dari LULUCF hingga 26 persen, katanya, pemerintah Indonesia harus segera membereskan masalah-masalah tata kelola yang buruk dan telah melahirkan beragam krisis bagi warga negaranya.
Kekecewaan lain dari hasil 'Bangkok Climate Change Talks 2009' tersebut, menurut dia, yakni negara-negara industri hanya berani menetapkan angka penurunan emisi 13 persen hingga 21 persen mulai tahun 2020.
Angka ini, lanjut dia, jauh di bawah target paling moderat untuk menyelamatkan warga bumi. (Ant/OL-02)