SUARA TESSO NILO, JANUARI-MARET 2010
Menyambut datangnya tahun harimau menurut penanggalan Cina, di tahun ini akan digelar rangkaian pertemuan tingkat dunia membicarakan konservasi harimau diantaranya pada bulan Juli yang akan dilaksanakan di Jakarta. Pertemuan ini merupakan persiapan sebelum pertemuan tingkat tinggi harimau antara kepala negara yang memiliki keberadaan harimau yang akan dilaksanakan di Vladivostok- Rusia pada September 2010. Semangat dan komitmen untuk penyelamatan spesies harimau kini terlihat menuju arah positif.
Beberapa pertemuan sepanjang tahun 2009 menunjukkan hasil positif, diantaranya menghasilkan komitmen bahwa 13 negara yang memiliki keberadaan harimau sepakat untuk mengupayakan peningkatan jumlah populasi harimau menjadi dua kali lipat pada tahun 2020 nanti dari kondisi sekarang.
Sementara itu mengawali tahun harimau ini, di Riau dibuka dengan konflik manusia-harimau di Desa Tanjung Sari Kecamatan KualaCenaku, Indragiri Hilir. Seekor harimau dilaporkan masuk perkampungandan telah menyebabkan ketakutan di tengah masyarakat. Harimau ini diperkirakan keluar dari habitat aslinya di blok hutan Kerumutan karena degradasi habitat aslinya. Seekor harimau Sumatera cukup lama bertahan di pemukiman di desa ini hingga akhirnya tidak terdengar lagi. Namun sangat mengejutkan pada pertengahan Maret 2010, seekor harimau Sumatera mati dibunuh dan seorang tersangka pemburunya berhasil diamankan petugas BBKSDA Riau di Desa Sengkayan Deras Kecamatan Kuala Cenaku, Indragiri Hulu. Sungguh sangat disayangkan kematian satwa langka yang terancam punah tersebut terjadi lagi. Jika seandainya penanganan konflik ditangani dengan lebih cepat dan koordinatif mungkin kematian si Raja Rimba tersebut dapat dihindarkan.
Semangat untuk berbuat nyata pada konservasi harus tetap dijaga demikian pula upaya penyelamatan Tesso Nilo dari ancaman masif perambahan. Pada akhir tahun 2009 hingga awal 2010, data-data terkait perambahan telah dianalisa untuk mendapatkan bahan acuan bagi pemerintah dalam menangani perambahan di kawasan tersebut secara terintegrasi. Penegakan hukum terhadap pelaku perambahan harus ditegakkan dan didukung oleh semua pihak agar keutuhan Tesso Nilo tidak semakin hilang.
Upaya penanganan konflik manusia-gajah di Tesso Nilo terus dielaborasi dan dilakukan bersama para pemangku kepentingan. Salah satunya adalah rencana pembangunan parit di blok hutan Tesso Nilo sebagai salah satu alat untuk pencegahan gangguan gajah ke pemukiman dan perkebunan. Dengan upaya yang terintegrasi diharapkan konflik manusia- gajah di Tesso Nilo khususnya, dapat diminimalkan sehingga kematian gajah tidak terulang lagi di Tesso Nilo dan sekitarnya seperti yang terjadi pada 28 Maret lalu.