BADAK JAWA TINGGAL 35 INDIVIDU ?
Tau gak sih jamannya gue SD atau SMP dulu, *inget-inget* kalo gak salah pelajaran IPS deh Badak Jawa sangat terkenal atau dulu kita kenalnya Badak bercula, Hewan yang dilindungi yang berada di Ujung Kulon, walopun ampe sekarang udah punya buntut, blom pernah nginjek Ujung Kulon, tapi Nama Badak Jawa terkenal banget, ampe diingatan kita Badak Jawa melekat abiis.
Itu artinya suatu kebanggaan buat kita, Lembaga konservasi asing terbesar di dunia World Wildlife Fund (WWF) dan International Rhino Foundation (IRF), pelestarian badak jawa (Rhinoceros sondaicus sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon. Semakin langkanya populasi badak jawa membutuhkan pemantauan intensif dari berbagai pihak. Kordinator Program Konservasi Badak WWF Indonesia Adhi Hariyadi memaparkan penambahan kamera video otomatis untuk menambah akurasi basis informasi badak jawa di Ujung Kulon. Pada 2011, kamera video yang sebelumnya berhasil merekam dan mengidentifikasi 35 individu badak jawa. “Terdiri dari 22 individu jantan dan 13 individu betina,” kata Adhi.
Badak jawa merupakan salah satu spesies terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi kurang dari 60 individu. Badak jawa merupakan spesies yang juga dilindungi di dunia internasional. Awalnya, badak jawa terdiri dari tiga subspecies, yaitu Rhinoceros sondaicus inermis yang hidup di Myanmar, Rhinoceros sondaicus annamiticus yang hidup di Vietnam, dan Rhinoceros sondaicus sondaicus yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Indonesia. (SUmber)
Coba banyangin deh, Badak Jawa tinggal 35 Individu, lama-lama bisa punaah ..ooh tidaaaaaK…apa yang musti kita ceritain ke anak-anak kita, kaya dulu kita punya cerita suatu kebanggaan pulau Jawa terutama Jawa Barat punya salah satu Hewan yang dilindungi yaitu Badak Jawa, dan Badak Jawa ini sering aku ceriatin ke anak-anakku sekarang, salah satu hewan yang dilindungi, bahkan ketika dibawa kebun binatang anakku pengen tahu mana sih badak itu,.
Selain dari penelitian dan dukungan terhadap patroli anti perburuan Badak Jawa , WWF-Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon juga memfokuskan kegiatannya pada upaya manajemen habitat dengan harapan habitat yang terjaga akan dapat mempertahankan populasi yang tersisa. Upaya-upaya ini termasuk menurunkan ancaman kegiatan illegal seperti perambahan dan perburuan, mengurangi tumbuhnya spesies tumbuhan pengganggu seperti Arenga spp dan berbagai jenis lainnya, mengurangi risiko kompetisi lahan antara badak dengan banteng (Bos javanicus), serta mengurangi risiko penyebaran penyakit, serta meningkatkan ketersediaan tumbuhan pakan badak. (sumber)
SOURCE
BlogDetik.com