8 EKOR INDUK ARWANA DILEPASKAN DI DANAU LINDUNG EMPANGAU
Senin (4/6) Bupati Kapuas Hulu bersama WWF-Indonesia serta Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu melepaskan 8 ekor induk Arwana di Danau Lindung Empangau, Desa Empangau, Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu yang juga didampingi oleh Camat Bunut Hilir beserta Kepala Desa Empangau, dan disaksikan oleh masyarakat setempat. 4 ekor Arwana merupakan bantuan dari WWF-Indonesia, 2 ekor dari Pemda (Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu), serta 2 ekor dari swadaya masyarakat.
Pelepasliaran arwana merupakan bagian dari rangkaian upaya pengelolaan dan pelestarian Danau Empangau yang diinisasi secara swadaya oleh masyarakat desa di wilayah itu. Upaya konservasi arwana sendiri dimulai sejak tahun 1997 melalui pemeliharaan 3 ekor anak ikan arwana yang dilepaskan kembali (restocking) pada tahun 2000.
Sejak dulu Danau Empangau merupakan habitat asli Ikan Arwana (Scleropages formosus). Antara tahun 1995-1996, jenis Ikan Arwana dan jenis ikan lainnya hampir punah di daerah tersebut. IUCN pun mengkategorikan spesies ikan ini dalam daftar merah yang berstatus genting (endangered) atau dengan kata lain, mengalami resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam. Perlindungan mengenai Ikan Arwana diatur dalam perundang-undangan Indonesia melalui UU No. 5 Tahun 1990, SK Mentan No.716/Kpts/Um/10/1980, dan PP No. 7 Tahun 1990. Spesies ini juga termasuk satwa yang sama sekali tidak boleh diperdagangkan secara komersial (CITES Appediks I).
Danau Empangau dikukuhkan menjadi danau lidung melalui SK Bupati Kapuas Hulu No. 6 Tahun 2001 dengan luas kawasan lebih dari 124 hektar. Danau ini juga merupakan habitat dari tidak kurang 70 jenis ikan bernilai ekonomi sebagai sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Saat musim hujan densitas ikan mencapai rata-rata 21.922 ekor /ha.
Sesuai dengan visi WWF-Indonesia, yakni pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan akan datang, WWF ikut mempromosikan inisiatif Danau Lindung Empangau ini ke berbagai forum nasional dan regional. Kepala Desa dan Ketua Kelompok Nelayan Danau Lindung Empangau difasilitasi WWF menyampaikan pengalaman di lapangan dalam Forum Asia Pasifik tentang Kawasan Konservasi yang Dikelola Masyarakat.
Manajer Program Kalimantan Barat, WWF-Indonesia, M. Hermayani Putera yang berkesempatan langsung melepaskan induk Arwana di Danau Lindung Empangau mengatakan bahwa pelepasan induk arwana ini adalah bentuk konkret masyarakat Empangau dalam memberi makna perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2012 yang tahun ini bertemakan Green Economy (Ekonomi Hijau). “Dengan melestarikan dan mengelola danau lindung secara swadaya sejak 12 tahun lalu, masyarakat sudah mulai merasakan manfaat ekonominya secara langsung, solidaritas sosial masyarakat semakin kuat terbangun, dan tentunya pemerintah daerah juga ikut bangga, karena masyarakat ikut berkontribusi dalam perwujudan Kapuas Hulu sebagai Kabupaten Konservasi,” jelasnya.
Masyarakat nelayan Desa Empangau secara langsung mendapat manfaat dari pengembalian Ikan Arwana ke habitat alamnya. Mereka memanen anak-anak Ikan Arwana dua kali setiap tahunnya. 10% dari manfaat yang diperoleh nelayan dikembalikan ke kas desa untuk kepentingan komunal seperti membangun Pos Polisi, perbaikan sarana ibadah, membayar tunjangan/honor para guru honorer di Desa Empangau, serta infrastruktur desa lainnya.
Dalam kurun waktu 6 tahun (2004 – 2009), total Arwana yang dipanen oleh masyarakat sebanyak 192 ekor (rata-rata produksi 32 ekor per tahun), dengan total nilai Rp. 739.500.000,-. Nilai tersebut tentunya terus bertambah setiap tahunnya. Selama September 2011 – April 2012 masyarakat memanen sebanyak 26 ekor Arwana.
“Kami Bangga, karena prakarsa lokal ini sudah mulai dihargai dan diakui, tidak hanya di tingkat kabupaten dan provinsi, bahkan juga hingga tingkat nasional, karena 2011 Pokmaswas Danau Lindung Empangau berhasil meraih Juara Nasional Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas), dan penghargaan ini langsung diserahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI di Dumai, Kepulauan Riau Desember 2011 lalu,” jelas Kepala Desa Empangau, Juniardi.
Penerapan aturan-aturan serta kearifan lokal yang secara bijak mengatur tentang pemanfaatan berkelanjutan jenis Ikan Arwana di Desa Empangau menjadi salah satu kunci keberhasilan upaya pelestarian yang secara bersama-sama dilakukan oleh masyarakat serta dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu.
Inisiatif Danau Empangau pun mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Pemerintah Daerah berkomitmen untuk memperkuat inisiatif masyarakat tersebut dengan cara memfasilitasi inisiatif serupa di lokasi-lokasi lainnya.
“Saya berharap Empangau bisa menjadi tempat belajar bagi banyak pihak, tidak hanya masyarakat Kapuas Hulu, melainkan juga masyarakat dari daerah lain, bahkan jika memungkinkan dari negara lain. Untuk itu, kami berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk WWF-Indonesia untuk ikut mempromosikan inisiatif yang membanggakan ini,” ungkap Bupati Kapuas Hulu, A. M. Nasir.