GAUNG EARTH HOUR KIAN MELUAS
Oleh Priska Raharjo
Jakarta (22/03)-Kampanye global untuk perubahan iklim Earth Hour kian meraup banyak dukungan. Di Indonesia sendiri, aksi mematikan lampu dan peralatan elektronik selama 1 jam ini berhasil mengajak lebih banyak kota untuk berpartisipasi setiap tahunnya. Tahun lalu, tercatat 5 kota besar menjadi bagian dalam kampanye Earth Hour. Tahun 2012 24 kota telah menyatakan komitmennya untuk berpartisipasi dalam Earth Hour.
Bukan hanya kelompok pemuda-pemudi di berbagai daerah saja yang menyatakan siap dan mendukung Earth Hour, tapi sejumlah pemimpin propinsi dan kota pun turut mengajak publik untuk bergabung dalam kampanye global ini.
Tahun ini merupakan tahun keempat bagi Kota Jakarta menjadi tuan rumah Earth Hour. Gubernur Propinsi DKI Jakarta, Fauzi Bowo memberikan apresiasi pada masyarakat Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia yang telah menjadi bagian dari gerakan untuk perubahan iklim terbesar di dunia ini.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat berpartisipasi dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik serentak selama 1 jam pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012, pada pukul 20.30 sampai 21.30 dan menjadikan hemat energi sebagai gaya hidup kita sehari-hari.
Beliau juga menantang kota-kota lain untuk berpartisipasi di Earth Hour, “Sebagai komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap lingkungan hidup, saya nyatakan Jakarta siap mewujudkan pola hidup warganya yang hemat energi dan ramah lingkungan. Dan saya juga mengajak seluruh kota-kota di Indonesia untuk berpartisipasi dalam Earth Hour tahun 2012. Jakarta siap! Bagaimana dengan kota Anda? Ini aksiku! Mana aksimu?”
Dukungan yang sama pun datang dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. “Tahun ini sepanjang Jalan Malioboro, Keraton Jogja dan Pura Pakualaman akan turut berperan serta dalam Earth Hour 2012 dengan memadamkan lampu selama 1 jam pada 31 Maret 2012, jam 20.30 sampai dengan 21.30 WIB,” jelas Gubernur Propinsi DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Tidak hanya itu, orang nomer satu di Yogyakarta itujuga mengingatkan masyarakat bahwa keberhasilan Earth Hour bukan hanya diukur dari penghematan yang dilakukan pada hari dan jam tersebut saja, melainkan bagimana menerapkan gaya hidup hemat energi dalam kehidupan sehari-hari. Sri Sultan Hamengkubuwono berharap agar pesan ini bisa digaungkan agar menjadi sebuah gerakan perubahan bagi diri kita sendiri, keluarga, perkantoran dan di masyarakat luas.
""Earth Hour bukan lagi kampanye simbolis, lebih dari itu ia telah berkembang menjadi sebuah gerakan perubahan. Melalui kampanye Earth Hour, WWF-Indonesia secara berkelanjutan berupaya membangun kesadartahuan publik dan komitmen mereka untuk melakukan perubahan gaya hidup dengan cara yang sederhana,salah satu dengan hemat energi,"" jelas Koordinator Kampanye Program Iklim dan Energi WWF-Indonesia, Veren Puspawardhani.
Verena juga menegaskan tentang tema Earth Hour yang selalu berubah per tahun, mengikuti prinsip ""naik kelas."" Di tahun 2009, Earth Hour mengusung tema ""Pilih Bumi selamat atau Bumi Sekarat?."" Lalu di 2010 tema berkembang menjadi ""Ubah dunia dalam 1 jam."" Pesan tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran publik bahwa hanya dengan tindakan sederhana yaitu mematikan lampu selama 1 jam, publik dapat ikut merubah dunia. Tahun 2011, Earth Hour hadir dengan logo ""60+"" dan slogan ""Setelah 1 jam, jadikan ghaya hidup."" Pesan tersebut mengandung makna bahwa semangat Earth Hour tidak hanya penting dilakukan setahun sekali dalam 1 hari dan 1 jam, namun bisa dilakukan setiap saat dalam kehidupan sehar-hari oleh setiap individu dimanapun.
Di tahun 2012, filosofi Earth Hour kian berkembang. Tahun ini, semua pendukung kampanye Earth Hour yang telah melakukan aksi nyata sejak 2009 lalu, melempar tantangan ke publik, terutama bagi mereka yang belum mengetahui Earth Hour agar tergerak dan termotivasi untuk ikut berpartipasi dalam gerakan untuk perubahan iklim itu. Tema yang diusung adalah ""Ini Aksiku! Mana Aksimu?."" Untuk memancing perubahan yang lebih besar, si penantang bersedia melakukan aksi positif bagi lingkungan sesuai pesan Earth Hour jika targetnya terpenuhi oleh individu atau kelompok yang melaksanakan tantangannya.
Intinya adalah, bagaimana meningkatkan kepedulian dan komitmen para pendukung Earth Hour untuk senantiasa ""naik kelas"" dalam melakukan aksi untuk lingkungan serta memotivasi publik lainnya untuk mulai melakukan aksi swadayanya untuk bumi.