BEEP - SERI JEJAK EKOLOGIS PANDUAN PENGEMBANGAN AKOMODASI WISATA RAMAH LINGKUNGAN
Pada tahun 2005, industri pariwisata di dunia berkontribusi sebesar 5% dari emisi karbondioksida (CO2) antropogenik global. Sebanyak 21% dari angka tersebut merupakan emisi sektor pariwisata (UNWTO, 2012) yang secara tak langsung bersumber dari bisnis akomodasi.
Sektor akomodasi berkontribusi pada peningkatan emisi karbondioksida yang bersumber dari pendingin udara, air panas, kolam renang, jacuzzi, dan berbagai peralatan elektronik serta kebutuhan penerangan. Namun, sektor akomodasi dan wisatawan juga berpotensi berkontribusi positif menurunkan emisi karbondioksida melalui gerakan penghematan energi.
Misalnya saja, dengan mengefisiensikan penggunaaan alat-alat listrik, menghemat air, atau mengurangi sampah. Tapi, apakah hanya sebatas itu?
Tentunya, tidak. Pengelola bisnis akomodasi juga dihadapkan pada tekanan yang muncul akibat berkurangnya sumber daya air, berubahnya bentang alam akibat pengembangan fasilitas hotel, serta termarjinalkannya masyarakat lokal.
Pengelola akomodasi ikut bertanggung jawab dalam menata ekosistem dan memberikan peluang dan dukungan yang setara pada masyarakat sekitar agar bisnis akomodasi ini berjalan seimbang dan berkelanjutan. Untuk mendukung terwujudnya peran tersebut, Seri Jejak Ekologis: Panduan Pengembangan Akomodasi Wisata Ramah Lingkungan ini pun diperkenalkan.
Panduan ini disusun oleh tim Program Pariwisata Bahari yang Bertanggung Jawab, WWF-Indonesia (Responsible Marine Tourism Program), didukung sejumlah praktisi dan akademisi. Panduan ditujukan bagi pengelola akomodasi—penyedia jasa—; dan wisatawan—penerima jasa; serta pemerintah.
Secara spesifik, panduan ini menjelaskan tentang tata cara perencanaan pembangunan akomodasi dan hal-hal apa yang harus dilakukan dan dihindari, baik oleh pengelola akomodasi maupun wisatawan. Panduan ini membantu pengelola akomodasi dalam meningkatkan pengelolaan bisnisnya secara berkelanjutan, dan pada akhirnya memperbaiki tata kelola dan tata manfaat sumber daya alam di Indonesia.
Pembaca diharapkan bisa mendapatkan gambaran mengenai jejak ekologis yang timbul dari pengembangan akomodosi wisata, dan selanjutnya menginspirasi pembaca untuk memutuskan, serta mengaplikasikan langkah-langkah bijak untuk mengurangi dampak negatif kegiatan wisata.
