
MAMALIA LAUT
(Cetacea)
Secara biologis, Cetacea adalah nama infraordo di dalam kelas Mammalia. Semua satwa Cetacea adalah mamalia laut (marine mammals) tanpa tungkai belakang (hind limbs) dan bergerak dengan mengandalkan pergerakan ekor secara vertikal. Satwa Cetacea meliputi semua jenis paus dan lumba-lumba, termasuk pesut, porpois (porpoise), dan paus berparuh (beaked whales), yang tinggal di perairan laut, payau, atau tawar.
Mamalia laut diyakini berevolusi dari satwa darat. Di antara jenis-jenis mamalia laut, satwa Cetacea adalah satwa akuatik murni atau yang telah beradaptasi secara penuh terhadap ekosistem akuatik. Infraordo Cetacea mulai terbagi atas berbagai spesies sejak 53 juta tahun yang lalu, sampai pada akhirnya berjumlah lebih dari 10 famili dan 90 spesies saat ini. Berdasarkan hasil penelitian genetik yang mengacu pada fosil, Cetacea berkerabat dekat dengan kuda nil (Hippopotamus spp.).
Paus sikat cenderung mendapatkan ancaman dari kegiatan-kegiatan berskala besar, misalnya perburuan paus (whaling) yang masih dilakukan oleh beberapa negara di dunia, terjerat jaring nelayan atau terlilit tali dari alat tangkap (entanglement), dan lalu lintas kapal besar. Spesies paus bergigi yang paling terancam punah umumnya adalah spesies berukuran kecil, misalnya porpois tanpa sirip dan pesut. Di Indonesia, kedua spesies ini sering ditemukan mati sebagai tangkapan sampingan (bycatch) oleh nelayan.
TAHUKAH KAMU ?
Lalu lintas kapal, serta penurunan kualitas air karena sedimentasi dan pencemaran menjadi hal-hal yang mengancam kehidupan spesies Cetacea di Indonesia.
Di Kalimantan, WWF-Indonesia dan para mitranya telah melakukan survei, kajian, dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal terkait populasi dan habitat pesut sejak tahun 2009. Pada tahun 2015, WWF-Indonesia membantu inisiasi pencadangan Kawasan konservasi perairan daerah (KKPD) di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, untuk menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah habitat penting satwa Cetacea.
Sejak tahun 2013, WWF-Indonesia mendukung kegiatan komunitas Whale Stranding Indonesia (WSI) yang mencakup peningkatan kapasitas dalam bentuk pelatihan penanganan kejadian mamalia laut terdampar, pengumpulan dan pengarsipan informasi terkait kejadian mamalia laut terdampar di seluruh Indonesia, serta publikasi informasi tersebut pada situs resmi WSI.
2. Rencana Aksi Nasional Konservasi Cetacea Indonesia
WWF-Indonesia bekerjasama dengan para mitra telah membantu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menyusun dokumen Rencana Aksi Nasional Konservasi Cetacea Indonesia periode 1: 2016 - 2020. Dokumen tersebut sudah tersedia untuk publik sejak tahun 2016 dan diharapkan dapat menjadi acuan para pemangku kebijakan dalam melakukan intervensi terkait upaya konservasi satwa Cetacea di Indonesia.
3. Promosi Pariwisata Bahari Bertanggung Jawab
Sejak tahun 2015, WWF-Indonesia mendorong praktek wisata yang lebih bertanggung jawab dengan mengeluarkan Panduan Seri Mengamati dan Berinteraksi dengan Satwa Laut. Panduan ini juga mencakup tata cara berinteraksi dengan Cetacea dan satwa laut lainnya.
4. Pembentukan dan Pelatihan Dokter Hewan
Seringnya kejadian Cetacea terdampar di Indonesia yang membutuhkan dokter hewan ahli dalam penanganannya, maka WWF-Indonesia bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan KKP telah membentuk dan melatih dokter hewan yang memiliki minat khusus dalam penanganan megafauna akuatik (termasuk Cetacea). Dokter Hewan tersebut tergabung didalam organisasi non teritorial (ONT) dibawah PDHI yang disebut dengan Asosiasi Dokter Hewan Megafauna Akuatik Indonesia atau lebih dikenal dengan nama IAM Flying Vet.
Get the latest conservation news with email