Kembali

© Yayasan WWF Indonesia / Arif Mustakim

 



Protecting Marine Ecosystem of Derawan Island, WWF Carries Out Coral Reef Rehabilitation

Posted on 13 July 2022
Author by Yayasan WWF Indonesia

Berau, July 13, 2022 – In supporting the program of Indonesian government to save marine ecosystem, WWF Indonesia collaborated with the government of East Kalimantan Province and Berau Regency, East Kalimantan will carry out coral reef rehabilitation. Through Ocean Governance Project, this activity will be implemented until December 2023 in Derawan MPA. There were several policy makers together with WWF-Indonesia and EU delegation signed an agreement about for supporting Ocean Governance Project implementation in Derawan MPA.

This agreement contains activities to be carried out, such as, coral reef rehabilitation, assistance to the community groups in improving sustainable capture fisheries, responsible marine tourism, mitigating and protecting endangered marine species. It has been done with the Department of Marine and Fisheries of East Kalimantan Province, Department of Fisheries of Berau Regency and other relevant stakeholders.


Presented several speakers, including Dedy Eka Syaputra, M. Si, Head of the National Conservation Area Arrangement Section, Directorate of Marine Biodiversity and Conservation of Ministry of Marine Affairs and Fisheries of Republic Indonesia, Mohamad Ali Aripe, A. Pi, M. Si, Head of Marine Spatial Management Division of Department of Marine and Fisheries of East Kalimantan Province, Puri Canals as representative of GOPA , and Candhika Yusuf, Program Manager for Marine Biodiversity, WWF Indonesia.

The conservation status of Derawan MPA has been designated as Conservation Area through the Decree of the Minister of Marine Affairs and Fisheries of Republic Indonesia No.  87/KEPMEN-KP/2016. For monitoring this area, WWF Indonesia conducted reef health monitoring. Based on the data on 2021, showed that the percentage live cover of hard coral was 32,80%. This number shows that the category of coral reef health condition is relatively moderate (35-40.9%).

This project aims to increase the number of the coral reef health in this area, Mohammad Ali Aripe, Head of Marine Spatial Management Division of the Department of Marine and Fisheries of East Kalimantan Province conveyed, “In accordance with what is written in the Zoning Management Plan of Derawan MPA, the management of conservation is expected to not only implemented by the Department of Marine and Fisheries of East Kalimantan, but also requires multi-stakeholder support to initiate programs that are in line with the efforts to restore marine ecosystem and improve community livelihoods of the local people in Derawan MPA.”


EU delegation’s remark – Henriette Faergemann through Puri Canals, PhD, “The future of our oceans is at stake. The recent UN Ocean Conference has demonstrated high global ambition, which must now be matched by effective joint efforts for the improved protection and management of our marine and coastal areas. We believe that protecting and restoring marine ecosystems can serve as a catalyst to ensure peace, sustainable economic development and social wellbeing - from local to regional levels.”

Candhika Yusuf, Program Manager of Marine Biodiversity WWF Indonesia stated, “In an effort to support ecosystem conservation and sustainable use of marine and fishery resources in Derawan MPA, it is necessary to have an adaptive approach and broad collaboration with local partners and stakeholder networks such as Berau Turtle Foundation - Yayasan Penyu Berau (YPB), Derawan Snorkelling Guide Association, as well as other contributing partners. In the future, it is hoped that through the implementation of Ocean Governance Project, it can contribute to increasing the effectiveness of the management of Derawan MPA which is carried out every year using the EVIKA assessment, Evaluation of Supervision of Conservation Areas carried out by the Ministry of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia."


____________________________________________________________________________________________________________________________________________

Lindungi Ekosistem Laut Kepulauan Derawan, WWF Lakukan Rehabilitasi Terumbu Karang 

Berau, 13 Juli 2022 – Dalam rangka mendukung program Pemerintah Indonesia, untuk menyelamatkan ekosistem laut maka WWF Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Daerah Berau, Kalimantan TImur akan melakukan rehabilitasi terumbu karang. Melalui Ocean Governance Project, kegiatan ini akan dilakukan hingga Desember 2023 di Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KKP3K KDPS).  Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan berita acara kesepakatan berisi dukungan terhadap pelaksanaan Ocean Governance Project oleh para pemangku kebijakan bersama Yayasan WWF Indonesia dan Delegasi EU. 

Dalam kesepakan ini berisikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu, rehabilitasi terumbu karang, pendampingan kelompok masyarakat seperti perbaikan perikanan tangkap yang berkelanjutan, wisata bahari yang bertanggung-jawab, serta mitigasi dan proteksi spesies laut terancam punah. Ini dilakukan bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perikanan Berau dan mitra terkait lainnya.   



Hadir pada acara sosialisasi ini Dedy Eka Syaputra, M. Si, Kepala Seksi Penataan Kawasan Konservasi Nasional, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Mohamad Ali Aripe, A. Pi, M. Si,Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, Puri Canals  perwakilan GOPA, dan Candhika Yusuf,Program Manager Marine Biodiversity, Yayasan WWF Indonesia. 

Status konservasi Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya telah ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 87/KEPMEN-KP/2016. Untuk monitoring kawasan tersebut, maka Yayasan WWF melakukan monitoring pemantauan kesehatan terumbu karang.  Data tahun 2021 menunjukkan nilai  tutupan karang keras di kawasan ini adalah 32,8%. Angka ini menunjukkan kategori kondisi kesehatan terumbu karang relatif sedang (35-40,9%).  

Project ini salah satunya akan menaikan nilai kesehatan terumbu karang dikawasan ini,  Mohamad Ali Aripe, Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan, “Sesuai dengan yang tertulis di dalam Rencana Pengelolaan Zonasi (RPZ) KKP3K KDPS, bahwa pengelolaan kawasan konservasi diharapkan tidak hanya diimplementasikan oleh DKP Provinsi saja, namun juga membutuhkan dukungan multipihak untuk menginisiasi program-program yang sejalan sebagai upaya untuk memulihkan ekosistem laut dan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir di Kepulauan Derawan dan Sekitarnya.” 



Pernyataan delegasi EU - Henriette Faergemann yang disampaikan oleh Puri Canals, PhD, “Masa depan laut kita saat ini sedang dipertaruhkan. Untuk itu konferensi kelautan PBB ini telah menunjukkan ambisi global yang tinggi, sehingga perlu diimbangi dengan upaya bersama yang efektif untuk meningkatkan perlindungan dan pengelolaan wilayah laut dan pesisir kita”. Lanjut Puri, “Kami percaya bahwa melindungi dan memulihkan ekosistem laut dapat berfungsi sebagai katalis untuk memastikan perdamaian, pembangunan ekonomi berkelanjutan, dan kesejahteraan sosial - dari tingkat lokal hingga regional.” 

Candhika Yusuf, Program Manager untuk Marine Biodiversity Yayasan WWF Indonesia menuturkan, ”Dalam upaya mendukung pelestarian ekosistem dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan di KKP3K KDPS, maka diperlukan adanya pendekatan yang adaptif dan kerjasama yang luas dengan mitra lokal maupun jaringan pemangku kepentingan seperti, Yayasan Penyu Berau (YPB), Asosiasi Guide Snorkeling Derawan (AGSD), serta mitra lainnya yang turut berkontribusi. Kedepannya, diharapkan melalui implementasi Ocean Governance Project, dapat berkontribusi dalam peningkatan efektifitas pengelolaan KKP3K KDPS yang dilakukan setiap tahun menggunakan penilaian EVIKA, Evaluasi Pengawasan Kawasan Konservasi yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikan RI.” 

Kerjasama parapihak menjadi kunci pengelolaan kawasan yang lebih baik untuk meningkatkan angka nilai kondisi terumbu karang. 

 


Cerita Terkini

Global Tiger Day 2019: Pendekatan Seni Budaya, Upaya Mengembalikan Hak

Bogor, 27 Juli 2019 – Dalam rangka memperingati Global Tiger Day yang jatuh pada 29 Juli 2019, bertempat di Gunu...

THE MINISTRY OF MARINE AND FISHERIES AFFAIRS CALLS ALL PARTIES TO JOIN

JAKARTA (7/4) – The biological characteristics of slow sexual maturity, low fecundity, and slow growth make shar...

Get the latest conservation news with email