© Yayasan WWF Indonesia / Diah R.Sulistyowati
Nusa Dua, Bali, 11 November 2022 - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dengan Yayasan WWF Indonesia untuk mendukung upaya bersama pencapaian target nol emisi karbon melalui fasilitasi pelibatan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) pada acara Indonesia Net Zero Summit 2022, Nusa Dua, Bali. Kerja sama ini meliputi asistensi teknis perusahaan debitur serta debitur potensial, mendukung solusi pembiayaannya, membantu penyiapan transisi portofolio LJK yang rendah emisi, dan menghubungkan LJK dengan permintaan kebutuhan investasi dekarbonisasi/transisi energi.
Sebagai intermediasi keuangan, LJK memainkan peranan krusial untuk menyalurkan pendanaan guna mendukung pelaku usaha untuk mencapai target nol emisi karbon dan menyesuaikan emisi portofolio dengan ketersediaan batas anggaran emisi nasional. Hal ini sejalan dengan Pasal 2.1(c) Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang menekankan pentingnya untuk menyalurkan aliran keuangan yang konsisten dengan alur pembangunan rendah emisi karbon yang tangguh terhadap ancaman perubahan iklim.
M. Yusrizki, Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan KADIN Indonesia mengatakan, “Industri nasional kini dituntut untuk melakukan transisi menuju net zero. Proses transisi ini membutuhkan dukungan yang sangat besar dari berbagai pihak. Kemitraan dengan WWF-Indonesia ini bertujuan untuk membantu mempersiapkan dan memperkuat kemampuan perusahaan dalam capai target nol emisi karbon, khususnya melalui pelibatan peran lembaga jasa keuangan.”
Kerja sama ini sejalan dengan program pemerintah untuk mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan setidaknya dibutuhkan pendanaan sebesar Rp28.223 triliun untuk capai nol emisi karbon pada 2060. Menurut Kemenkeu, pemerintah membutuhkan sumber pendanaan di luar keuangan negara lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sejauh ini hanya dapat menutupi sepertiga kebutuhan dana tersebut.
Komposisi konsumsi energi untuk industri capai 34,93% dari total konsumsi energi nasional (Kementerian ESDM, 2021). Dari total konsumsi energi yang dibutuhkan industri di atas, sebesar 23,1% merupakan listrik dan sebesar 76,9% bentuk energi lainnya seperti panas yang dihasilkan boiler (nonkelistrikan). Kebutuhan energi selain listrik tersebut masih sepenuhnya bergantung pada energi fosil dan hampir sepertiganya menggunakan batu bara.
Aditya Bayunanda, CEO Yayasan WWF Indonesia, mengatakan, “Upaya untuk mencapai karbon netral itu tidak mudah, dan pelaku usaha perlu dibantu—salah satunya dengan kemudahan akses dan solusi pendanaan yang sesuai. Untuk hal ini, perlu adanya fasilitasi untuk menghubungkan suplai pendanaan dan kebutuhan para perusahaan untuk bertransisi.”
M. Yusrizki yang juga menjabat sebagai ketua Kadin Net Zero Hub (KADIN NZH) mengatakan, “Perusahaan-perusahaan nasional yang melakukan transisi energi memerlukan dukungan pendanaan yang mendukung pathway dekarbonisasi industri yang sesuai dengan standar SBTi (Science Based Target Initiative). Kerjasama ini diharapkan akan membantu para anggota KADIN NZH untuk mengakses sustainable-linked loan.”
Berdasarkan Laporan WWF Sustainable Banking Assessment (SUSBA) 2021, upaya bank di ASEAN untuk meningkatkan dampak positif pada lingkungan dan sosial para perusahaan yang menjadi portofolio pendanaannya masih pada tahap awal. Data dari laporan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kemajuan bank selama empat tahun terakhir terkait peningkatan dampak positif masih di bawah 40% pemenuhan indikator terkait.
Oleh karena itu, upaya kerja sama ini di tahap awal akan berfokus pada membangun kemampuan bank untuk bekerja sama dengan perusahaan yang menjadi bagian dari portofolio pendanaannya dalam hal pencapaian target transisi serta pengembangan solusi produk yang tepat. WWF-Indonesia, selaku Sekretariat Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI)—sebuah platform multipihak yang aktif dalam mempromosikan keberlanjutan di sektor keuangan, akan membantu memfasilitasi proses ini bersama dengan KADIN.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KADIN Indonesia and WWF-Indonesia:
Partnering to Build Net-Zero Emissions Financing Solutions
Nusa Dua, Bali, 11th of November 2022 - The Indonesian Chamber of Commerce and Industry (Kamar Dagang dan Industri or KADIN) signed a Memorandum of Understanding (MoU) with WWF Indonesia to support the collaborative efforts to achieve net-zero emissions by facilitating the involvement of financial services institutions (FSIs) at the 2022 Indonesia Net Zero Summit, Nusa Dua, Bali, Indonesia. This collaboration includes providing technical assistance for debtor and potential debtor companies, supporting their financing solutions, assisting the FSIs in preparing their transition to low-emission portfolio, and connecting them with the demand for decarbonization/energy transition investment needs.
As financial intermediaries, FSIs play a crucial role to provide funding to support the private sector in achieving net-zero targets and adjusting their portfolios with the national emission budget limits. This is in line with Article 2.1(c) of Paris Agreement which emphasizes the importance of facilitating financial flows consistent with a low-carbon development pathway that is resilient to climate change threats.
M. Yusrizki, the head committee on new and renewable energy KADIN, said, “The national industry is now being demanded to transition to net zero. Such a transition requires enormous support from various parties. This partnership with WWF-Indonesia aims to help the companies in preparing and strengthening their capabilities to achieve net-zero emissions, especially by involving the FSIs”.
According to the Ministry of Energy and Mineral Resources, the share of energy consumption for industry reaches 34.49% of the total energy consumption. Of this total energy consumption for industry, 23.1% is electricity, whereas the 76.9% others are in the forms of other types of energy, such as heat from boilers (non-electricity). The non-electricity energy needs still fully dependent on fossil energy. The efforts from business players are therefore of integral importance, and they require funding.
This collaboration is in line with the government’s program to achieve the carbon neutrality target by 2060 or sooner. The Ministry of Finance estimates that a total funding of Rp 28.223 trillion is needed to achieve this target. According to the Ministry of Finance, the government requires other funding sources outside the State Budget (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara or APBN) because it only covers a third of the funding needs.
Aditya Bayunanda, the CEO of Yayasan WWF Indonesia, said, “Achieving carbon neutrality is not an easy task, and business players should be assisted—one of which is through the ease of access and solutions for appropriate funding. Thus, there is a need for facilitation to connect the funding supply with the companies’ needs for transition.”
M. Yusrizki, also heading the KADIN Net Zero Hub (KADIN NZH) said, “National companies that implement energy transitions need a financial facility that supports industrial decarbonization pathways that are in accordance with the SBTi (Science Based Target Initiative) standard. This collaboration is expected to help KADIN NZH members to access sustainable-linked loans.”
According to the 2021 WWF Sustainable Banking Assessment (SUSBA) Report, the efforts of banks in ASEAN to increase positive environmental and social impacts of the companies in their financing portfolios are still in the early stage. The data in the report show that the banks’ average improvement in positive impacts is still below 40% of the relevant indicators’ fulfillment.
Therefore, this collaboration in the initial stage will focus on developing the banks’ capabilities to work together with companies under their portfolios to achieve transition targets and develop appropriate product solutions. WWF-Indonesia, as the Secretariat for Indonesia Sustainable Finance Initiative (Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia or IKBI)—a multi-stakeholder platform that actively promotes sustainability in the financial sector, will assist in this process together with KADIN.
***
For further information, please contact
About KADIN Net Zero Hub
KADIN Net Zero Hub is an initiative established by the Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN) to support national companies in achieving Net Zero Emission. With climate change impacting all sectors including business, KADIN Net Zero Hub aims to build a sustainable business ecosystem by assisting the private sectors in achieving the global net zero commitment and gaining competitive advantage within the global market. With three pillars: Net Zero Pledge, ESG and Impact Driven, and Building Enabling Ecosystem, KADIN Net Zero Hub partners with both national and international organizations such as WRI, CDP, IBCSD, WWF, and BloombergNEF to provide guidelines, tools, and resources that help companies reduce their emissions and turns their net zero commitments into actions.
For more info, visit netzerohub.id
Fenomena sampah plastik kian memprihatinkan. Plastik yang dibuang di darat dan laut bisa sampai membunuh makhluk h...
Tapir Sumatera (Tapirus indicus) adalah jenis satwa herbivora yang memakan dedaunan muda di hutan atau tanaman-ta...
Saat isu perubahan iklim semakin meningkat, informasi tentang karbon biru (blue carbon) kian diminati terutama bag...
Get the latest conservation news with email