Kembali

© Yayasan WWF Indonesia/Ratih Permitha S



Alor Awali Pendataan Sampah Pesisir Melalui Jejaring Citizen Science

Posted on 15 January 2019
Author by Ratih Permitha & Alexandra Maheswari

Kabupaten Alor adalah salah satu lokasi penyelaman terbaik Indonesia pada 2016. Alor memiliki potensi bahari dan keanekaragaman hayati laut yang tinggi. Namun, sampah menjadi salah satu polemik yang mengancam keberlangsungan ekosistem dan pariwisata bumi kenari ini.

Menurut survei bersama WWF-Indonesia dan Dinas Lingkungan Hidup Daerah Alor pada tahun 2018, kondisi Alor seperti piramida terbalik. Produksi sampah plastik besar sekali, namun rendah sekali upaya untuk mendaur ulang,” papar Faryda Veronica Lamma Kolly, S.Pd., M.Sc. dari Departemen Kimia Universitas Tribuana Kalabahi, mengenai sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Alor.

48 peserta yang berasal dari perwakilan unsur pemerintah, organisasi, kelompok masyarakat, pelajar, hingga mahasiswa Universitas Tribuana Kalabahi. Para pemerhati lingkungan ini antusias mempelajari bagaimana cara mendata sampah yang ada di pantai.

“Padahal, sampah plastik sulit terurai hingga ratusan tahun. Ketika terurai pun, mereka menjelma menjadi serpihan plastik berukuran < 5 mm (mikroplastik), yang mengkontaminasi biota laut yang kita konsumsi,” imbuh Erdi Lazuardi, Project Executant for Lesser Sunda, WWF-Indonesia.

Karenanya, sejalan dengan program pemerintah untuk mereduksi produksi sampah pada 2025, Alor juga bersiap diri dengan mengambil sebuah langkah baru dalam pengelolaan sampah: mendata sampah pesisir.

“Pendataan sampah pesisir, sangat penting untuk merumuskan rekomendasi dan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih baik,” papar Made Putri Karidewi (Plastic Free Ocean Program, WWF-Indonesia) dalam Pelatihan Pendataan Sampah Melalui Jejaring Citizen Science (18/12/18) di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor.

Pelatihan hari itu dibuka oleh Rektor Universitas Tribuana Kalabahi, Bapak Alvonso F. Gorang, S.Sos., M.Si., dan dihadiri oleh 48 peserta yang berasal dari perwakilan unsur pemerintah, organisasi, kelompok masyarakat, pelajar, hingga mahasiswa Universitas Tribuana Kalabahi. Para pemerhati lingkungan ini antusias mempelajari bagaimana cara mendata sampah yang ada di pantai, agar menjadi data ilmiah yang kedepannya bisa menjadi referensi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Alor.

Pendataan dilakukan dengan metode CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization) Global Plastic Pollution Project, Australia.

Pelatihan Pendataan Sampah Melalui Jejaring Citizen Science (18/12/18) di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor.

Sepanjang tahun 2018, bekerja sama dengan komunitas pemerhati lingkungan, akademisi, pemerintah, dan mitra, WWF-Indonesia telah mendorongkan jejaring sains komunitas atau disebut Citizen Science Network di berbagai kawasan konservasi Indonesia, termasuk di Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar dan Laut Sekitarnya di Kabupaten Alor.

Nantinya, melalui Jaringan Citizen Science ini, masyarakat yang peduli akan sampah pesisir dapat mendukung  upaya konservasi melalui gerakan pendataan sampah untuk menjaga ekosistem laut.


Cerita Terkini

Belajar Mendongeng Bersama Paman Gery dan Masyarakat Sawesuma

Proses mengajarkan ilmu kepada orang lain bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Selain menguasai ilmu, metode p...

Dukung Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan, Nelayan Desa Labuan Lakuka

Oleh: Siti Yasmina Enita/Communication Officer Hampir seluruh nelayan pesisir di Kecamatan Seram Utara dan Se...

Menjaga Keberlanjutan, Green School Foundation Siap Bermitra

Air sebagai salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari memberikan banyak manfaat yang tak terbendung...

Get the latest conservation news with email