AIR TAWAR

Tak ada hal yang dapat menggantikan air. Air merupakan sumber daya yang sangat berharga, dan kita tak dapat hidup tanpanya. Kelangkaan air adalah salah satu tantangan terbesar yang akan kita hadapi - bahkan sebagian penduduk bumi sudah merasakannya sekarang - bila kita tidak cerdas dalam memanfaatkan dan menjaga kelestarian sumber-sumbernya. 

Dari seluruh air yang ada di bumi, hanya terdapat 2,5 persen air tawar, dan sebagian besarnya masih berbentuk es di kutub bumi atau berada jauh di bawah tanah. Sungai dan danau hanya menampung sebagian kecil air tawar di Bumi ini–tapi air tawar adalah sumber daya dimana pertanian, industri dan tujuh milyar manusia serta seluruh kehidupan di bumi ini bergantung kepadanya. Sumber-sumber air tawar juga menjadi rumah bagi banyak biota–mulai dari capung, bebek, lumba-lumba, dan banyak spesies ikan. Melihat betapa pentingnya air bagi kehidupan, WWF bekerja untuk melindungi dan menghidupkan kembali sungai-sungai dan lahan basah lain yang menopang manusia dan alam, serta memastikan ketahanan air cukup untuk kita semua dan generasi mendatang.

Kini, sekitar dua milyar orang hidup di wilayah yang berisiko mengalami kelangkaan air, sementara itu, 2/3 dari populasi manusia menghadapi kekurangan air selama setidaknya satu bulan setiap tahun. Pertumbuhan populasi, peningkatan konsumsi, dan perubahan iklim akan membuat masalah yang terjadi semakin parah. Lebih dari itu, kita membutuhkan lingkungan air tawar yang bersih, tapi sumber-sumber air tawar kita tengah terancam akibat kegiatan pertanian yang menyerap banyak air, polusi industri dan kebocoran limbah di badan sungai atau sumber air lainnya, dan pembangunan habitat alami. Hal ini membuat jumlah keanekaragaman biota air tawar menurun hingga lebih dari 3/4 hanya dalam kurun waktu setengah abad.

Kebutuhan air kita akan tercukupi bila kita dapat bekerja sama menjaga sumber air dan lingkungan kita. Banyak bisnis yang semakin bergerak ke praktis pemanfaatan air yang berkelanjutan. Pemerintah juga telah membuat komitmen untuk mengelola sumber air, meningkatkan kualitas air, dan menjaga serta merestorasi lahan basah, guna memastikan setiap orang mendapatkan akses untuk air bersih. Dengan memelihara habitat air tawar–melalui restorasi lahan basah, menanam pohon di daerah tangkapan air dan daerah yang kekurangan air, serta menghubungkan kembali sungai dengan dataran banjirnya–kita dapat mengurangi risiko terjadinya banjir dan kekeringan, serta tentunya meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Kehidupan biota yang bergantung pada air pun akan diuntungkan pula.

WWF berkomitmen untuk mengembangkan setidaknya 619 model pengelolaan wilayah sungai dan membuat model ini diadopsi untuk mempertahankan layanan mereka bagi orang-orang dan alam pada lanskap dan bentang laut prioritas. Demi memenuhi komitmen tersebut, WWF menempuh beberapa langkah upaya seperti: Melakukan advokasi perlindungan hukum sungai dengan keanekaragaman hayati yang tinggi agar dapat tetap mengalir bebas; Mendorong penetapan dan peningkatan efektifitas manajemen para pemangku kepentingan terhadap daerah aliran sungai tersebut; Mendorong pengelolaan pertanian, akuakultur, dan pengelolaan air yang lebih baik guna meningkatkan kualitas daerah aliran sungai; dan mendorong pendekatan ekosistem terhadap pengelolaan perikanan untuk kawasan perlindungan perairan kunci.

BERITA & CERITA TERKAIT

DUKUNG UPAYA KONSERVASI WWF-INDONESIA MELALUI MEMBERS OF NATURE (MoNa)

Perkenalkan “Sahabat MoNa”, sapaan baru bagi pendukung setia Yayasan WWF Indonesia –yang sebelumnya dipanggil dengan sebutan “Supporter”- “MoNa” adalah singkatan dari Members of Nature, sebuah wadah yang menaungi ribuan individu dengan semangat yang sama untuk berkontribusi nyata pada upaya-upaya pelestarian alam. Setiap anggota Members of Nature dapat menemukan pengalaman yang istimewa untuk lebih terhubung dengan alam. Melalui MoNa, Sahabat dapat terhubung dengan informasi dari kegiatan WWF-Indonesia dan berkesempatan untuk terlibat langsung dengan kegiatan perlindungan keanekaragaman hayati.

Penyu dan Paloh, Perjalanan Konservasi di Ekor Borneo

Perjalanan konservasi di pantai peneluran penyu di Paloh merupakan wujud nyata komitmen berbagai pihak. Hal ini menjadi kunci penting menurunnya tingkat perburuan telur penyu dalam satu dekade terakhir ini. Tak hanya itu, komitmen berbagai pihak dalam perjalanan konservasi tersebut juga mengantarkan Paloh ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) Nomor 93 tahun 2020 tentang Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Paloh dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Barat.

Yayasan WWF Indonesia Luncurkan E-commerce Ramah Lingkungan: shop.wwf.

Yayasan WWF Indonesia secara resmi luncurkan toko berbasis digital atau e-commerce, shop.wwf.id yang dijalankan oleh PT Panda Lestari. Toko ini merupakan sebuah solusi yang menyediakan berbagai pilihan produk lokal yang dihasilkan dari produsen dampingan Yayasan WWF Indonesia dan pelaku UMKM.

Aditya Bayunanda, CEO baru Yayasan WWF Indonesia

Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia mengumumkan Aditya Bayunanda atau akrab dipanggil Dito, sebagai Direktur Eksekutif/Chief Executive Officer (CEO) baru WWF-Indonesia efektif mulai 1 November 2022.

Gerakan Pariwisata Bersama Masyarakat Desa Marisa, Pulau Kangge, Kepul

Setelah sempat terdampak pandemi Covid-19 dan meredup hingga dua setengah tahun lamanya, kini lambat laun sektor pariwisata perlahan mulai bangkit kembali. Sejumlah destinasi wisata di Indonesia kembali mengeliat, salah satunya wisata di Kepulauan Alor, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Tersusun atas pulau - pulau kecil, Kabupaten Alor memiliki pesona bahari yang cukup popular, salah satu andalannya adalah Desa Marisa yang berada di Pulau Kangge.

Get the latest conservation news with email