Project Coordinator for Southern Java Large Scale MPAs
Posisi Koordinator Proyek untuk Kawasan Konservasi Laut Skala Besar Jawa Selatan (Project Coordinator for Southern Java Large Scale MPAs) bertanggung jawab untuk memimpin pelaksanaan dan pengelolaan proyek Southern Java Engagement yang didanai oleh Blue Nature Alliance (BNA).
Tujuan utama dari proyek ini adalah mendukung pembentukan Kawasan Konservasi Perairan Skala Besar (Large Scale Marine Protected Area – LS-MPA) di wilayah perairan selatan Jawa–Bali, guna berkontribusi terhadap pencapaian target nasional konservasi laut 30 by 45 (30% luas laut terlindungi pada tahun 2045). Posisi ini memiliki peran strategis untuk menjamin kelancaran dan efektivitas pelaksanaan proyek melalui koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor, termasuk pemerintah pusat dan daerah, komunitas lokal, mitra lembaga non-pemerintah, pelaku industri perikanan, akademisi, media massa, serta pihak donor.
Sebagai penanggung jawab utama implementasi proyek, Koordinator Proyek memastikan seluruh komponen pelaksanaan — termasuk perencanaan teknis, pengelolaan keuangan, manajemen tim, serta kegiatan lapangan — berjalan secara efektif, efisien, transparan, dan sesuai dengan kebijakan serta standar WWF-Indonesia dan ketentuan donor. Selain itu, posisi ini juga berperan dalam membangun dan memelihara kolaborasi lintas sektor di tingkat lokal, regional, dan nasional untuk mendukung pengelolaan kawasan konservasi laut yang berkelanjutan dan inklusif.
Dengan kompleksitas tantangan dan peluang yang ada, posisi ini memegang peranan penting dalam memastikan tercapainya tujuan proyek secara menyeluruh serta membangun fondasi yang kuat bagi pengelolaan kawasan konservasi laut jangka panjang di wilayah selatan Jawa–Bali.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
- A. Perencanaan dan pengembangan Proyek
- Menyusun rencana kerja tahunan dan operasional proyek (AWP) termasuk alokasi anggaran, rencana kebutuhan tenaga kerja (manpower plan), rencana pengadaan (procurement plan), dan perkiraan penyerapan anggaran secara berkala.
- Merekrut serta mengorganisasikan tim pelaksana proyek sesuai kebutuhan dan lingkup kegiatan.
- Memastikan keterpaduan antara sasaran proyek di tingkat tapak (site level) dan strategi nasional WWF-Indonesia.
- B. Pelaksanaan dan Koordinasi Teknis
- Memimpin pelaksanaan kegiatan proyek di lapangan sebagai co-focal point untuk memastikan pencapaian output dan outcome sesuai dengan indikator kinerja yang disepakati bersama donor.
- Mengkoordinasikan tim lintas fungsi internal (program, komunikasi, keuangan, dan administrasi) untuk menjamin pelaksanaan kegiatan berjalan tepat waktu dan sesuai target.
- Menjalin koordinasi dan komunikasi yang intensif dengan donor, pemerintah, dan mitra pelaksana.
- Menyediakan data dan laporan teknis yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan dan kebijakan konservasi laut di wilayah proyek.
- Memastikan seluruh aktivitas proyek selaras dengan kebijakan nasional konservasi laut dan prioritas WWF-Indonesia.
- C. Advokasi Kebijakan dan Hubungan Kemitraan dengan Pihak Eksternal
- Menyusun dan memperbarui peta pemangku kepentingan (stakeholder mapping) beserta rencana keterlibatan (engagement plan).
- Membangun dan memelihara hubungan kemitraan strategis dengan pemerintah, akademisi, LSM, sektor swasta, media, dan komunitas lokal.
- Mendorong kolaborasi multipihak untuk memperkuat kebijakan dan inisiatif pengelolaan kawasan konservasi laut.
- Berperan aktif dalam forum-forum kebijakan, konsultasi publik, dan koordinasi lintas sektor terkait LS-MPA.
- D. PMEL (Planning, Monitoring, Evaluation, and Learning)
- Mengintegrasikan prinsip Results-Based Management (RBM) dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan proyek.
- Berkoordinasi dengan tim PMEL WWF-Indonesia dalam penyusunan Logical Framework, indikator kinerja, baseline data, serta mekanisme pelaporan yang sesuai dengan standar donor.
- Mengelola pemantauan (monitoring) capaian output dan outcome proyek secara periodik, serta memfasilitasi evaluasi kinerja proyek.
- Menganalisis hasil monitoring dan evaluasi untuk mendukung proses pembelajaran dan perbaikan berkelanjutan.
- Mendokumentasikan lessons learned, best practices, serta inovasi lapangan untuk disebarluaskan secara internal dan eksternal.
- Berkontribusi dalam kegiatan learning event, refleksi tahunan, dan berbagi pengetahuan antar proyek di WWF-Indonesia.
- E. Safeguard (ESSF) dan Mitigasi Risiko
- Mengintegrasikan aspek Environmental and Social Safeguards Framework (ESSF) dalam seluruh tahapan proyek.
- Mengidentifikasi risiko sosial, lingkungan, dan kelembagaan, serta menyusun rencana mitigasi dan kontinjensi.
- Melakukan pelaporan dan evaluasi penerapan safeguard secara berkala bersama Tim ESSF WWF-Indonesia.
- Mendokumentasikan pembelajaran dari penerapan ESSF untuk peningkatan praktik di proyek proyek mendatang.
- F. Komunikasi dan Publikasi
- Bertindak sebagai focal point komunikasi proyek di wilayah kerja, sesuai pedoman komunikasi WWF-Indonesia.
- Mengembangkan berbagai produk komunikasi proyek seperti stories from the field, artikel, konten media sosial, infografis, dan profil lokasi.
- Mendukung tim komunikasi WWF-Indonesia dalam mitigasi risiko krisis media bila diperlukan.
- Memastikan pengumpulan dan penyimpanan dokumentasi (laporan, foto, video, publikasi) secara tertib dan aman.
- G. Administrasi, Keuangan, dan Operasional Proyek
- Memastikan seluruh proses administrasi dan keuangan proyek sesuai dengan kebijakan dan SOP WWF-Indonesia dan ketentuan donor.
- Memastikan penyusunan laporan keuangan berkala, budget forecasting, dan justifikasi penggunaan dana sesuai kebijakan dan SOP WWF-Indonesia dan ketentuan donor.
- Mengawasi efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran proyek serta memastikan kepatuhan terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas.
- Berkoordinasi dengan tim pendukung seperti GS, P&C, dan Finance untuk pengadaan barang/jasa, rekrutmen konsultan, dan subgrant sesuai kebutuhan proyek.
KUALIFIKASI YANG DIBUTUHKAN
- Pendidikan minimal S1 di bidang Ilmu Kelautan, Perikanan, Biologi, Ilmu Lingkungan, atau bidang relevan lainnya.
- Pengalaman kerja 5–7 tahun dalam manajemen proyek, monitoring & evaluasi, engagement pemangku kepentingan, atau administrasi proyek donor.
- Memiliki pengalaman dalam pengelolaan isu perikanan tuna, RFMO, pembentukan kawasan konservasi laut (MPA establishment), dan isu kelautan lainnya. · Menguasai Bahasa Inggris dengan baik (lisan dan tulisan) serta memiliki kemampuan komunikasi publik yang kuat.
- Memahami dan menguasai upaya advokasi kebijakan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, serta dinamika kebijakan publik.
- Mampu bekerja mandiri maupun dalam tim dengan pengawasan minimal, serta memiliki ketertarikan terhadap kegiatan lapangan dan masyarakat pesisir.